post image
KOMENTAR
Amerika Serikat memastikan 2.000 tentaranya, sejak 2001, tewas dalam konflik di Afghanistan, menyusul tewasnya dua tentara AS di pos penjagaan di wilayah Sayd Abad, Provinsi Wardak, timur Afghanistan, Sabtu (29/9). Insiden itu disinyalir persengketaan antara tentara AS dan Afghanistan.

Menurut juru bicara Pemerintah Daerah Wardak, Shahidullah Shahid, seorang tentara Afghanistan menodongkan senjata ke arah tentara Amerika dan mulai melepaskan tembakan.

“Laporan awal menyebutkan terjadi kesalahpahaman antara tentara Afghanistan dan Amerika,” katanya. Pejabat militer dari kedua belah pihak melakukan penyelidikan bersama atas insiden ini.

Komandan tertinggi AS u­n­tuk Afghanistan Jenderal John Allen marah besar atas insiden itu. Dalam wawancaranya de­ngan CBS-TV, kemarin, Allen me­minta agar pasukannya bisa melanjutkan tugas hingga AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengakhiri operasi tempur di Afghanistan pada 2014.

“Kami dengan senang hati mengorbankan diri untuk menjaga negara ini. Tapi, kami tidak ingin dibantai, apa lagi ini adalah serangan oleh orang dalam,” ujarnya mencap aksi itu.

Sejauh ini lebih dari 50 ten­tara asing yang tergabung da­am Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas di Afghanistan, setengah di antaranya tentara AS. Serangan dari dalam meningkat tajam tahun ini sehingga tentara koalisi pimpinan Amerika menghentikan operasi bersama bulan ini.

Serangan tersebut menim­bulkan pertanyaan serius ter­hadap rencana pasukan Pakta Per­tahanan Atlantik Utara (NATO), yang berperan dalam membimbing dan melatih pa­sukan Afghanistan sebagai ganti pasukan Barat yang akan ditarik. [rmol/hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas