post image
KOMENTAR
Kasus flu burung atau avian influenza pada unggas terjadi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kasus ini terjadi di Kudus, setelah sebelumnya melanda Kabupaten Jepara.

Kondisi itu diketahui menyusul temuan ratusan itik mati mendadak di Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

Menurut Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus, Sa'adiyah, di Kudus, Rabu (19/12).

"Laporan 700 itik mati mendadak tersebut diterima pada Kamis (13/12) lalu. Atas informasi tersebut, petugas langsung diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pengetesan dengan rapid test atau alat tes cepat. Hasilnya, itik yang mati tersebut memang positif flu burung," ujarnya.

Selanjutnya, ratusan bangkai itik tersebut dikuburkan dan dilakukan sterilisasi kandang melalui penyemprotan disinfektan dan vaksinasi unggas guna memutus rantai penularannya.

Ia berharap, masyarakat proaktif melaporkan setiap ada kasus hewan ternak yang mati mendadak agar petugas bisa mengidentifikasi hewan unggas tersebut terserang virus flu burung atau tidak.

Di Desa Bulungcangkring, katanya, terdapat 10 peternak itik, sehingga kasus itik mati mendadak tersebut perlu menjadi pertimbangan peternak lain untuk lebih waspada.

"Momen tersebut, kami manfaatkan melakukukan sosialisasi kepada peternak maupun masyarakat yang memiliki ternak unggas tentang pencegahan maupun penanganan unggas mati mendadak," ujarnya.

Untuk memastikan itik mati mendadak tersebut positif AI, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus mengundang Balai Penyidikan Penyakit Veteriner (BP2VT) Jateng dan Yogyakarta untuk menguji sampel itik yang mati mendadak tersebut.

Hasilnya, kata dia, masih menunggu beberapa hari mendatang.

Dari Januari hingga Desember 2012, katanya, baru menerima satu laporan unggas mati mendadak.

Meski demikian, lanjut dia, pemantauan tetap dilakukan dengan menerjunkan delapan petugas untuk memantau sejumlah daerah yang terdapat peternakan unggas.

Kasus AI selama 2011, katanya, tidak adalaporan. Sedangkan tahun 2010 terdapat enam kasus AI yang tersebar di Kecamatan Mejobo, Bae, Undaan, Jekulo, dan Gebog.

Jumlah kasus serupa juga terjadi pada tahun 2009, terdapat enam kasus, yang tersebar di Kecamatan Mejobo, Jati, Jekulo, dan Bae.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus AI, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kudus menyiapkan stok cairan disinfektan sebanyak 50 liter dan vaksin 96.000 dosis.

"Jika membutuhkan disinfektan dan vaksin, masyarakat bisa mendapatkannya secara gratis," ujarnya. [ant/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas