post image
KOMENTAR
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumsi Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meragukan efektivitas kebijakan yang bakal diberlakukan 1 April 2013 yakni pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi untuk mobil pribadi.

''Jumlah SPBU sangat banyak. Nantinya yang mengawasi bisa keteteran,'' sindir Tulus, kemarin.

Dia mengingatkan pemerintah untuk tidak tergesa-gesa menerapkan aturan pembatasan BBM subsidi. Pemerintah harus memastikan sistem baru pembatasan BBM ini bisa menutup praktik kecurangan. Jika tidak, dia khawatir muncul gejolak.

Sementara itu pemerintah kini telah menyiapkan tiga opsi menyikapi proyeksi jebolnya kuota BBM subsidi tahun ini. Pertama, menaikkan harga. Kedua membatasi dan ketiga melakukan kolaborasi opsi pertama dan kedua. Namun, pemerintah menutup peluang opsi pertama.

Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo, opsi menaikkan harga BBM tidak menjadi prioritas. Alasannya, laju inflasi sampai Februari lalu di luar perkiraan.

''Agar APBN menjadi sehat dan berkesinambungan dan menaikkan harga BBM tdak menjadi prioritas kita. Karena memang di 2 bulan pertama ini inflasi sudah tinggi,'' tukasnya. [ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi