Warga yang berdiam di seputaran rumah keluarga Patar Ginting (50), yang tewas bersama istri dan anaknya di Dusun 2, Desa Pondok Tengah Hilir, Namorambe, Deliserdang, mengaku sangat terkejut atas peristiwa naas menimpa keluarga tersebut. Sebab, selama ini Patar dan keluarganya dikenal sebagai sosok yang pemurah dan rajin beramal. Sehingga merekan berkeyakinan tidak ada orang yang memiliki dendam yang mungkin juga turut memicu pembunuhan tersebut.
"Tega kalilah mereka berbuat begini sama mereka," kata Barus, seorang kerabat korban, Minggu (12/5/2013).
Barus menyebutkan, dalam kesehariannya Patar Ginting berprofesi sebagai tukang pijat refleksi dan pengobatan alternatif. Sedangkan Istrinya, Ani bekerja sebagai pedagang di warung nasi milik mereka. Sifat pemurah yang dimiliki Patar menurut Barus ditunjukkan dengan kegiatan amal yang rutin dilakukannya.
"Setiap orang berobat, uangnya dimasukkannya ke kotak amal, itu pula yang diambil perampok itu," katanya.
Barus juga mengaku, mendapatkan kabar tentang peristiwa tersebut pagi tadi. Ia mengaku terkejut sebab selama ini, korban dikenal ramah dan suka bergaul. Ia juga berprofesi sebagai tukang pijat refleksi dan pengobatan tradisional.
Diketahui, Patar Ginting beserta istri dan seorang anaknya tewas dibantai perampok di rumahnya sekitar pukul 03.00 WIB. Beberapa barang berharga milik korban seperti perhiasan dan uang beserta kotak infaq dirumahnya. Polisi memperkirakan isi kotak infaq tersebut berkisar Rp. 5 juta.
"Pecahan uang besar semua, sekitar Rp.5 juta," kata Kapolres Deliserdang AKBP Dicky Patria Negara.
Jenazah ketiga korban pembunuhan itu dimakamkan sore ini juga. Mereka sudah berembuk untuk memakamkannya di kebun milik korban yang berjarak 10 meter dari rumahnya.
Pantauan di lokasi, kerabat korban terus berdatangan ke lokasi kejadian. Pemakaman terhadap ketiganya akan dilakukan seusai para jenazah diotopsi di RSUP H Adam Malik. [ded]
(Teks Foto: Aisyah Ginting (7), putri korban tewas mengenaskan di atas tempat tidur)
KOMENTAR ANDA