post image
KOMENTAR
MBC. Calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie diminta lebih cermat dalam mencari pendamping sebagai calon wakilnya. Hal ini mengingat dirinya dari kalangan pengusaha dan bukan berasal dari tanah Jawa.

Pengamat politik dari The Sun Institute Andrianto menjelaskan, iklim politik di Indonesia masih menganut paham politik formalitas bukan politik kualitas dimana masih melihat sosok tokoh berdasarkan kesukuan.

"Kalau politik kualitas yang sudah modern tidak ada itu Jawa non Jawa, masyarakat pemilih harus kualitatif calon ini layak, kayak di Amerika memilih Obama yang kulit hitam dimana kulit hitam cuma 20 persen jumlah penduduknya, tetapi Indonesia belum mencapai tahapan itu," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (22/9/2013).

Andrianto menyarankan agar capres yang akrab disapa Ical itu dapat mencari calon pendamping di luar latar belakang dirinya. Terlebih, Ical yang notabenya bukan orang Jawa tentu sulit apabila wakil yang digandengnya juga bukan dari Jawa.

"Sebagai seorang pengusaha berlatar belakang pebisnis harus mencari di luar dari latar belakangnya, seorang tokoh militer atau ormas atau pimpinan partai," papar Andrianto sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Selain itu, Ical juga harus mempertimbangkan lebih dulu wacana evaluasi pencapresannya yang dilontarkan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung. Dengan memberi ruang bagi internal partai agar dapat berpikir dalam kerangka obyektif.

Hal itu positif bila Ical melihat dari sisi kepartaian, bukan mengedepankan ambisinya untuk jadi orang nomor satu di Indonesia.

"Menurut saya Ical harus mempertimbangkan statement Akbar dengan meninjau kembali keputusanya dan memberikan ruang sebesar-sebesarnya kepada Golkar untuk melakukan evaluasi. Itu satu hal yang positif untuk dilakukan." [ded]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa