post image
KOMENTAR
Untuk meminimalisir sisa kuota BBM bersubsidi, PT Pertamina (Persero) lakukan penghematan. Langkah itu diharapkan mampu meminimalisir sisa kuota yang ada hingga akhir tahun 2014.

Eksternal Relation PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I, Brasto Galih Nugroho menjelaskan,  untuk realisasi BBM jenis premium dari Januari hingga September 2014 sudah mencapai 1,25 juta kiloliter (KL), dengan jumlah kuota sebanyak 1,6 juta KL. Sedangkan untuk realisasi solar sudah mencapai 826 ribu KL dengan kuota 1 juta kiloliter untuk Sumatera Utara.

"Beberapa waktu lalu kita telah lakukan pembatasan jam operasional solar di 42 SPBU di Sumut. SPBU yang terkena pembatasan harus jual solar dari 8.00 WIB hingga 18.00 WIB, dan mereka tidak boleh menjual lebih dari waktu yang sudah ditetapkan," ungkapnya Sabtu, (18/10).

Dikatakan Brasto, alasannya karena SPBU memiliki klaster-klaster tertentu. SPBU yang mendapat pembatasan waktu jual solar dilihat dari apakah SPBU tersebut dekat dengan industri, perkebunan, pertambangan ataupun pelabuhan. "Kita buat peraturan tersebut menghindari penyalahgunaan pemakaian BBM bersubsidi khususnya solar. Karena solar rawan untuk disalahgunakan," sambungnya.

Selain pembatasan waktu jual solar, lanjutnya, Pertamina juga mengatur pembelian solar. Di mana pembeli harus mengisi buku catatan Pertamina agar jumlah pembelian dari masyarakat terus terpantau. "Dan memang Pertamina telah melakukan langkah-langkah penghematan penyaluran kuota. Ini karena secara nasional, kuota BBM bersubsidi yang dipangkas dari 48 juta kiloliter menjadi 46 juta kiloliter," pungkasnya.

Brasto menambahkan, sedangkan untuk penghematan kuota BBM bersubsidi jenis premium, pihaknya berharap masyarakat yang memiliki kemampuan lebih apalagi pengguna mobil mewah harus menggunakan BBM non subsidi. Diantaranya seperti Pertamax dan Pertamax Plus. [hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi