post image
KOMENTAR
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dirinya sudah melakukan kajian mendalam sebelum melakukan realokasi subsidi harga bahan bakar minyak (BBM), dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) masing-masing Rp 2.000/liter untuk jenis premium dan solar.

Melalui fan page Facebooknya, Jokowi mengatakan, bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kajian menyangkut besaran kenaikan dari rentang Rp 500/liter hingga Rp 3.000/liter. Termasuk dalam kajian ini adalah kelompok masyarakat yang paling merasakan dampaknya, yakni masyarakat miskin, nelayan, dan petani.

"Kelompok inilah yang akan diberikan kompensasi berupa bantuan yang akan diambil dari anggaran subsidi BBM yang dialihkan," ujarnya, dikutip dari situs resmi setkab.

Jokowi juga menyampaikan alasan mengenai pengalihan subsidi BBM itu. Ia menyebutkan, Indonesia bukan negara yang kaya minyak. Cadangan minyaknya hanya tinggal 3,7 milar barrel. Di sisi lain, Indonesia berada di urutan ke-16 negara dengan harga BBM termurah di dunia.

"Bahkan lebih murah dari negara kaya minyak seperti Irak dan Kazakhstan," sebut Jokowi.

Ia juga mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan jaring pengaman sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi.

"Jokowi-JK akan menjamin ketersediaan dan stabilitas harga pangan, menyegerakan Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar," terangnya.

Mengenai tujuan kenaikan harga BBM itu sendiri, Presiden Jokowi mengakui untuk memberi kelonggaran fiskal.

Ia mengemukakan, dengan kenaikan harga premium dan solar sebesar masing-masing Rp 2.000/liter, maka pada tahun anggaran 2015 akan terjadi penghematan sebesar Rp 92 triliun. [hta/rmol

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi