post image
KOMENTAR
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Drajad Wibowo, meminta pemerintah mengembalikan harga bahan bakar minyak subsidi jenis premium ke harga semula, yakni Rp 6.500 per liter. Menurut perhitungan Drajad, penurunan minyak dunia yang menyentuh US$ 60 per barel saat ini malah membuat rakyat mensubsidi negara.

"Pemerintah harus fair. Paling tidak Januari 2015 harga sudah harus turun," ujar Drajad ketika dihubungi, Ahad, 21 Desember 2014.

Drajad mengatakan hitungannya berdasarkan harga acuan Singapura (mean of Platts/MoPs) US$ 60 dikalikan biaya pengolahan sekitar US$ 10 per barel. Kalkulasi itu menghasilkan harga keekonomian premium sekitar Rp 7.000-Rp 7.100 per liter.

Lalu dari hitungan itu, pemerintah hanya perlu mensubsidi BBM sekitar 400-500 per liter. "Negara tidak boleh luput mensubsidi BBM. Mahkamah Konstitusi mengamanatkan harga BBM tidak boleh sesuai harga pasar," kata Drajad.

Drajad juga meminta pemerintah menerjunkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk melakukan audit berjalan pada Pertamina. Audit bertujuan mengetahui harga MoPs sebenarnya yang dipakai Pertamina ketika mendatangkan BBM.

Nantinya, hasil audit BPKP dapat dipakai pemerintah menurunkan harga BBM. "Jadi tidak hanya mengandalkan klaim Pertamina saja," kata Drajad.

Saat ini harga rata-rata minyak dunia berada pada level US$ 60 per barel. Harga minyak jenis Brent turun 45 persen menjadi US$ 62 per barel dibandingkan Juni. Sedangkan minyak Light Sweet kini dipasarkan pada level harga US$ 58,74 per barel.[rgu/tmp]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi