post image
KOMENTAR
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho dan Menteri BUMN Rini Soemarno mencanangkan dimulainya pembangunan tujuh proyek strategis di Sumatera Utara yang dipusatkan di Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Selasa (27/1/2015).

Proyek itu meliputi pembangunan pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung-Sei Mangkei, proyek diversifikasi aluminium, serta jalan tol Medan-Binjai.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengaku sempat terkejut saat mendapatkan laporan dari Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, bahwa kawasan industri Kuala Tanjung-Sei Mangkei itu berdiri di areal seluas 2000 hektar, di luar pelabuhannya seluas 200 hektar.

Mendengar laporan Gubernur Sumut itu, Presiden Jokowi mengaku langsung memerintahkan kepada Menteri BUMN untuk cek ke lapangan dan Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU dan Pera)  untuk cek lapangan.

Ternyata, Presiden, laporan itu benar, sehingga pemerintah memutuskan, dan melihat anggarannya ada.

"Kali ini adalah proyek terpadu, ada proyek Pelindo, ada Perkebunan, Jasa Marga, ada Inalum, ada swasta-swasta yang sebentar lagi juga masuk ke sini, PLN, semuanya masuk, memang ini adalah sebuah proyek terpadu. Kita harapkan, saya berikan target dalam dua tahun, Maret dua tahun lagi harus selesai dan saya resmikan," pinta Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, ini adalah sebuah proyek yang pertama dan sangat ambisius. Namun setelah melihat dari atas, dan sekarang di bawah, Presiden Jokowi meyakini ini adalah proyek yang sangat realistis tetapi memang harus dikerjakan secara keroyokan, bersama-sama secara gotong royong.

Nanti setelah proyek ini selesai,  Presiden berjanji akan mendorong masuk ke dalam zona industri ke kawasan industri di Sei Mangkei. Apalagi jika dalam waktu yang bersamaan nantinya, pelabuhannya selesai industrinya juga siap dua tahun lagi.

"Kita harapkan kawasan ini jadi kawasan pertama pelabuhan terbesar yang ada di Indonesia bagian Barat dengan kapasitas akhir nanti pelabuhan ini adalah 60 juta teus per tahun, karena Tanjung Priok dua tahun baru bisa mencapai kurang lebih 15 juta," jelas Presiden Jokowi.

Dengan adanya kawasan industri sekaligus didukung pelabuhan yang menjadikan kawasan Sei Mengkei sebagai kawasan besar, Presiden Jokowi berharap nantinya ekspor-ekspor bahan mentah yang ada di kawasan Indonesia bagian Barat itu sudah tidak ada lagi.

"Semuanya sudah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi dan kita ingin ekspornya juga naik, dan pada akhirnya nanti neraca perdagangan kita menjadi sebuah neraca perdagangan yang surplus yang positif, dan tentu saja pertumbuhan ekonomi kita akan bisa melompat naik setinggi-tingginya," terang Jokowi.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi