post image
KOMENTAR
Tim independen bentukan Presiden Joko Widodo harus bisa membongkar akar permasalahan dari kisruh KPK vs Polri. Termasuk mengungkap dugaan keterlibatan oknum penyidik KPK dan sejumlah jenderal dan bawahannya di institusi kepolisian.

Demikian ditegaskan Anggota Komisi III dari fraksi PPP, Asrul Sani, kepada wartawan, Rabu (28/10). Menurut dia, tim independen yang beranggota sembilan orang pasti bakal dihadapkan pada tanggung jawab berat yaitu mengungkapkan fakta-fakta di balik kisruh dua institusi penegakan hukum tersebut.

"Dalam hal ini, tim independen  harus mendalami fakta-fakta yang terjadi, terkait Komjen BG (Budi Gunawan) dan Wakil Ketua KPK, BW (Bambang Widjojanto). Begitu juga terkait beberapa rumor yang harus segera diklarifikasi," kata Asrul Sani.

Dalam mengungkap kisruh tersebut, Asrul melanjutkan, tim independen diharap membuka diri terhadap informasi atau data-data penting dari masyarakat. Termasuk adanya kabar tentang keterlibatan sejumlah jenderal di Mabes Polri dalam masalah ini.

"Beberapa hari ini ramai beredar juga di pemberitaan terkait kabar adanya perang bintang di kepolisian. Saya juga mendapatkan informasi mengenai perang bintang itu. Karenanya kami berharap, tim independen bisa membuka diri untuk informasi dari masyarakat," ujarnya.

Kisruh KPK vs Polri ini, tak bisa lepas dari dugaan adanya persaingan tak sehat di Mabes Polri. Persaingan itu didominasi oleh sekelompok pendukung calon Kapolri yang berpangkat bintang tiga. Dari sembilan jenderal bintang tiga, muncul tiga nama yang paling berpeluang yakni, Kalemdikpol Komjen Budi Gunawan, Irwasum Komjen Dwi Prayitno dan Kabareskrim Komjen Suhardi Alius.

Presiden Jokowi mencopot Kapolri Jenderal Sutarman dan memilih Komjen BG sebagai calon tunggal Kapolri.

Masalah mulai muncul ketika KPK menetapkan Komjen BG sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi dan suap. Kasus ini berasal dari data lama yang disedot dengan cepat oleh KPK. Beredar kabar yang menjadi operator data tersebut diduga Brigjen KR, salah satu petinggi di Bareskrim Mabes Polri. Faktanya, tak lama kemudian, Kabareskrim Komjen Suhardi Alius yang menjadi kandidat Kapolri pun dicopot.

"Termasuk cerita ini harus bisa dibuktikan benar-tidaknya. Kita cinta Polri yang solid. Jangan ada lagi yang aneh-aneh. Lebih baik hal seperti ini segera diklarifikasi agar tidak timbul persepsi miring di masyarakat," demikian Asrul.

Sejauh ini jumlah anggota tim independen adalah sembilan orang. Dua anggota yang baru bergabung adalah sosiolog, Imam Prasodjo dan mantan Kapolri,

Tujuh orang lainnya adalah yakni mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie; mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Oegroseno; Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana; mantan pimpinan KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean dan Erry Riyana Hardjapamekas; pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, serta mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafii Maarif.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa