post image
KOMENTAR
Ketua Persatuan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Muda USU, Tania Suri Widyastuti menilai, kejahatan yang sering disebut oleh media sebagai begal hanyalah pengalihan isu.

"Kalau masyarakat mengaku begal itu sangat meresahkan, namun kita sebagai mahasiswa USU dan Perhumas Muda USU menilai begal seperti yang diberikan media massa hanyalah pengalihan isu tentang kisruh KPK dan Polri," ujarnya kepada Medanbagus.com di Jus Kupie, Jalan Setia Budi, Jumat (6/3) malam.

Ia mengaku, aksi kejahatan sebanarnya sudah terjadi sejak dulu, namun pemberitaan begal ini sendiri baru marak diberitakan media belakangan ini.

"Dengan maraknya aksi begal ini, saya rasa masyarakat akan lupa dengan pemberitaan kasus- kasus yang dulu ditayangkan di media,"jelasnya.

Menurut dia, pemberitaan mampu membius publik."Di sinilah teori klasik komunikasi yaitu teori peluru dengan asumsi publik akan dengan mudah mempercayai pemberitaan media,"jelasnya.

Media dinilainya telah menghadirkan 'hyperreality' atau realita yang berbeda dengan yang nyata.

"Pemberitaan dan informasi di media sosial telah memunculkan kecemasan sosial pengguna jalan. Di satu sisi ini positif dalam memunculkan kewaspadaan sekaligus melahirkan kembali budaya kesetiakawanan sosial," jelasnya.

Dikatakannya, pemberitaan begal motor di media massa, telah memunculkan kearifan publik untuk bersama-sama menemukan solusi perlindungan diri, dan media sosial yang bersifat partisipatoris, memang menjadi medium silahturahmi yang produktif.

"Inisiatif warga menjadi sangat baik bila kemudian dikelola sebagai bagian dari jaringan formal aparat keamanan seperti polisi," katanya.[ben]



Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas