post image
KOMENTAR
Kebijakan Pemerintah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan premium untuk wilayah penugasan di luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) menunjukkan ketidakpekaan terhadap penderitaan hidup rakyat karena disertai dengan kenaikan harga gas dan tarif dasar listrik (TDL).

Menurut politisi Partai Amanat Nasional Abdullah Rasyid, kenaikan yang tentu  melemahkan daya beli rakyat kalangan bawah ini menunjukkan pemerintah tidak memiliki grand strategi tata kelola negara.

"Penyesuaian dengan menaikkan kembali harga bbm yang disertai dengan kenaikan gas dan TDL ini serta segera disusul dengan menaikkan pajak ini, jelas tindakan orang panik!" ujar Rasyid kepada MedanBagus.Com (Sabtu, 28/3).


Menurut Rasyid, keputusan untuk memain-mainkan harga BBM di luar Pulau Jawa disat harga minyak dunia turun merupakan bentuk pelecehan kepada rakyat.

"Kalau cuma menaikkan harga minyak dan menarik pajak, ini kan cuma akalakalan anak SD." tandas Rasyid.

Sebelumya, Pelaksana Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan, harga solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter. Sementara itu, harga premium RON 88 naik menjadi Rp 7.300 per liter dari harga Rp 6.800 per liter.

Adapun untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali, harga BBM jenis premium naik menjadi Rp 7.400 per liter dari harga awal Rp 6.900 per liter. Harga solar di Jamali sama dengan yang ditetapkan di luar Jamali, yaitu Rp 6.900 per liter. [hta]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi