post image
KOMENTAR
Wakil Ketua DPD Golkar Sumatera Utara, Hanafi Harahap mengatakan karakter dan gaya kepemimpinan di Kota Medan menjadi penentu untuk membuat Medan menjadi bagus. Berbincang dengan medanbagus.com di Ruang Fraksi Golkar DPRD Sumatera Utara, Kamis (2/4/2015), politisi lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ini mengatakan, sosok pemimpin di Kota Medan tidak boleh berasal dari sosok yang senang dengan hal-hal yang berbau formalitas.

"Sekarang ini kebanyakan pemimpin itu senang dengan hal-hal yang bersifat formalitas, bikin acara trus hadirkan warga, setelah itu nggak perlu ada nampak hasilnya," katanya mengkritik.

Hanafi menyebutkan, untuk Kota Medan sosok pemimpin yang seperti sangat tidak dibutuhkan. Sebab, kota Medan merupakan kota yang sangat dinamis yang sangat membutuhkan kerja cepat dari seluruh aparat pemerintah.

"Medan ini harus dipimpin oleh orang yang memiliki kemauan keras dan berani mengambil langkah-langkah yang lebih konkrit," sebutnya.

Ia menyebutkan terdapat beberapa kendala dalam pembangunan di Kota Medan, salah satunya yakni anggaran yang masih kurang. Menurutnya justru disinilah pemikiran yang brilian dari seorang pemimpin untuk memanfaatkan apa yang sudah ada agar mampu menciptakan hal lain yang nantinya juga semakin memicu perkembangan yang baru.

"Saya bilang itu cara berfikir yang ekstraordinary. Bagaimana pemimpin mampu memanfaatkan keterbatasan anggaran yang ada untuk membangun dan membuat terobosan agar pembangunan bisa semakin pesat. Contoh: Kinerja pemerintah yang serba cepat itu bisa menarik minat investor yang kemudian memicu retribusi PAD dan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi terpacu maka kesejahteraan masyarakat meningkat dan seterusnya," katanya.

"Jadi disini saya melihat, agar Medan menjadi bagus harus dimulai dari pemimpinnya," tambah Hanafi.

Sekilas profil Hanafi

H. Muhamad Hanafi Harahap lahir di Medan pada 2 Oktober 1964. Suami dari Kasriati ini mengaku sangat tertarik masuk dunia politik karena kegemarannya berorganisasi sejak masih berstatus pelajar. Ia mulai melirik Partai Golkar sejak masih duduk di kelas 2 SMU dimana saat itu ia menjabat ketua OSIS SMU Negeri 3 Medan. Kecintaannya berorganisasi berlanjut saat kuliah di Fakultas Hukum USU pada tahun 1982, ia aktif pada Badan Pemerintahan Mahasiswa (BPM) Fakultas Hukum USU dan juga aktif di HMI.

Kariernya di partai Golkar dimulai dari jabatan Ketua Golkar Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat pada tahun 1989-1994. Kemudian ia "naik tingkat" menjadi Wakil Sekretaris Golkar Kota Medan pada tahun 1994-2000. Kariernya terus menanjak dan menjadi Kepala Biro Hukum Golkar Sumatera Utara pada tahun 2000-2005 dan dilanjutkan dengan Wakil Sekretaris Golkar Sumut pada tahun 2005-2010.

Ia kemudian terpilih menjadi Sekretaris DPD Golkar Sumut pada Tahun 2010-2013 dan saat ini ia masih menjabat Wakil Ketua DPD Golkar Sumut bidang pemenangan pemilu wilayah Medan dan juga duduk sebagai Anggota DPRD Sumut periode 2014-2019.[rgu]

Penundaan Pelantikan Kepala Daerah di Kepulauan Nias akan Membuat Kepulauan Nias Semakin Mundur!

Sebelumnya

Maju di Pilkada Sumut, Sofyan Tan Pasti Punya Hitung-hitungan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga