post image
KOMENTAR
Mantan pelatih PSMS tahun 2008-2009 Listiadi mengaku hampir seluruh pelatih sepak bola yang ada di Sumatera Utara maupun di Indonesia pasti sangat mendambakan untuk melatih pada klub-klub yang mempunyai nama besar seperti PSMS Medan. Namun kecintaan tersebut menurutnya tidak bisa menjadi modal satu-satunya bagi PSMS untuk mendatangkan pelatih yang memiliki kemampuan mumpuni meracik strategi sepak bola. Persoalan kebutuhan finansial menurutnya juga menjadi faktor yang kerap menjadi pertimbangan bagi pelatih-pelatih top di Indonesia untuk tidak melatih klub yang dicintainya.

"Ini zamannya profesional, kita juga tentu membutuhkan finansial untuk mencukupi kebutuhan keluarga kita. Kalau hanya dijanjikan gaji tanpa pembayaran yang jelas tentu tidak bisa," katanya saat berbincang dengan medanbagus.com, di Shangri La Cafe Komplek MMTC, Pancing, Medan beberapa waktu lalu.

Salah satu yang membuat PSMS menurutnya terpuruk adalah ketidakmampuan manajemen untuk mengelola klub secara profesional. Hal ini terlihat dari banyaknya persoalan penundaan pembayaran gaji pada pemain dan juga fasilitas latihan PSMS yang ada saat ini sudah jauh dari standar bagi tim profesional. Padahal menurutnya, dari sisi nama, PSMS masih sangat menjanjikan dari sisi bisnis.

"PSMS itu masih sangat menjanjikan dari sisi bisnis. Untuk itu pengelolaanya harus ditunjuk orang yang tepat. Fasilitas stadion teladan dan kebun bunga itu sudah tidak standar lagi untuk tim sekelas PSMS," sebutnya.[rgu]

Juara Bertahan Liverpool Tersingkir Dari Liga Champion

Sebelumnya

Menang Tipis Dari KKBO Langkat United Jadi Modal PSMS Medan Jelang Laga Perdana Liga 2 Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Olahraga