Memasuki 425 tahun kota Medan, kota yang didiami berbagai etnis ini dihentak dengan jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Jalan Jamin Ginting Km 10,5. Namun bukan karena itu, semarak hari ulang tahun kota yang didirikan Guru Pa Timpus ini tak terasa. Memang, hingga 1 Juli, tak ada agenda perayaan yang digelar dari pemerintah maupun pihak lain.Karena itu, sejumlah pemuda dari berbagai aliansi seperti Pemuda Karo Medan, Ikatan Mahasiswa Karo, Spiritual Indonesia Medan, dan Komunitas Peduli Bahasa Ibu berinisiatif menggelar renungan 425 tahun kota Medan.
Dengan menyalakan lilin di pelataran monumen Guru Patimpus, Rabu (1/7/2015) dini hari sejumlah pemuda ini menggelar saat hening mendoakan proses evakuasi insiden jatuhnya pesawat Hercules, dan pemulihannya agar tertangani dengan baik, serta renungan 425 kota medan.
"Medan, atau Madan, yang berarti sembuh telah didirikan Guru Patimpus menjadi tempat kita hidup. Pertanyaan kita sekarang, jika Guru Patimpus sudah mendirikan kota ini, pertanyaan untuk kita semua hari ini adalah, apa yang sudah kita lakukan, jangankan untuk kota Medan, setidaknya untuk diri kita sendiri," ujar Oki Teger Bangun, peserta acara tersebut.
Kebanyakan hadirin acara tersebut berlatar belakang komunitas Karo. Namun seperti dilanjutkan Ahmad Arief Tarigan, dari Komunitas Spiritual Indonesia, penting untuk menyerap semangat Guru Patimpus untuk pemuda hari ini.
"Guru Patimpus Sembiring Pelawi itu dimiliki semua orang Medan. Seperti pohon, akarnya kokoh menancap bumi namun rindangnya, oksigennya bisa kita nikmati bersama, bukan hanya orang Karo. Dia besar karena dia tidak hanya dimiliki satu etnis. Semangat itu yang kukira perlu kembali kita serap,"ujarnya.
Acara sederhana itu berlangsung hikmat dan mengalir hingga dini hari, diiringi penampilan musik tradisional Karo yang dimainkan mahasiswa Etnomusikologi USU. Masing-masing peserta memberikan testimoninya akan kota Medan yang kebanyakan mengharapkan semangat Guru Patimpus tetap menyala di masyarakat.[rgu]
KOMENTAR ANDA