post image
KOMENTAR
Pembebasan bea masuk ikan dari Indonesia ke Amerika Serikat mendapat apresiasi publik media sosial. Mayoritas tweeps memuji langkah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti yang berhasil menjinakkan AS.

Lewat jejaring sosial  twitter, Facebook, dan Kaskus, puluhan netizen memberikan komentarnya. Seperti akun @dewisyah mengap­resiasi capaian bos maskapai pener­bangan Susi air yang berhasil melobi pihak AS. "Level prestasi madam Susi dibanding menteri lain jauh lebih tinggi," kicaunya.

Akun @edwardsuhadi mengatakan, pembebasan bea eskpor ikan ke AS, membuktikan betapa hebatnya kinerja Menteri Susi. Hal ini, kata dia, men­jadi kabar gembira bagi para nelayan. "Bu Susi beneran kerja," kicaunya.

Akun   @wakadol2012 berharap, anggota kabinet Jokowi-­JK men­contoh keberhasilan Susi dalam menjalankan program kementerian.  "Bravo ibu Susi! Prestasi ini semo­ga menjadi awal dan contoh yang baik," cuitnya.  

Akun @Hiraka_Silke mengucap­kan rasa terima kasih kepada Menteri Susi karena berhasil melobi AS mem­bebaskan bea masuk ekspor produk perikanan. Dia meminta, menteri lain mencontoh keberhasilan."Menteri lain mana nih kerjanya. Menteri lain bidang ekonomi belum ada prestasi­nya," sindirnya.

akun @alisak45 berharap, ke­berhasilan Menteri Susi akan men­dongkrak pendapat devisa negara dari sektor perikanan dan kelautan. "Semoga devisa negara dari ekspor perikanan besar. Negara sedang sulit rupiah anjlok, ikan jadi harapan," kicaunya.

akun @cikem05 mendorong pen­gusaha dan nelayan meningkatkan hasil tangkapan ikan untuk di ekspor ke negeri paman sam. "Semoga Dirjen Pajak tidak menyusahkan eksportir dengan menarik pajak besar. Jangan belum apa­apa sudah begal pajak," ingatnya.

Di jejaring Facebook, akun Joesuf Fauz Sadewa memperkirakan, ke­berhasilan Menteri Susi membe­baskan bea masuk ikan ke pasar AS tidak akan berdampak besar terhadap kehidupan nelayan. "Yang untung paling pengusaha ekspor ikan berskala besar. Nelayan mah tetap nggak kebagian," duganya.

Facebooker Indra alfonso meminta, Menteri Susi memantau kesejahteraan nelayan yang berkontribusi mening­katkan produksi ikan untuk di ekspor ke AS. "Jewer pengusaha yang mem­beli ikan secara murah dari nelayan. Jangan serakah nggak bagi­bagi sama nelayan," kicaunya.

Di forum diskusi Kaskus, akun andre pogi menengarai, pemerin­tah AS sengaja membebaskan bea masuk produk ikan dari Indonesia karena kasihan melihat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang babak belur. "Ini palingkebijakan  kasihan dari Obama saja," katanya.

Kaskuser mbahmomon berharap, pembebasan bea masuk oleh AS un­tuk produk perikanan asal Indonesia dapat dimanfaatkan sebaik­bai­knya oleh pengusaha dan nelayan.

Dikatakan, Indonesia sangat kaya dengan produk perikanan. "Dari jual ikan kita bisa kaya. Jual teknologi kita ketinggalan," ungkapnya.

Kaskuser .k.e.v.i.n. yakin, produk perikanan Indonesia mampu bersa­ing dengan produk perikanan dari negara manapun. "Kalau sudah dibebaskan bea masuk negara ng­gak juga untung, berarti ada yang salah," katanya.

Kaskuser Joko menyarankan, pemerintahan Jokowi mengenjot devisa untuk modal pembangunan dari sektor perikanan. Menurutnya, sebagai negara maritim kekayaan laut Indonesia sangat melimpah. "Kalau perlu bayar utang dari jualan ikan, haha," guraunya.

Kaskuser hokiedokie berkelakar, mengimbau pengusaha perikanan dan nelayan menyisahkan ikan kualitas baik untuk konsumsi dalam negeri. "Ikan yang bagus jangan di ekspor semua. Sisakan untuk dalam konsumsi dalam negeri biar rakyat nggak bloon," kelakarnya.

Ketua Komisi XI DPR Fadel Muhammad mengatakan, pembe­basan bea masuk atas produk ikan Indonesia merupakan buntut dari merosotnya bahan baku industri perikanan di AS.

"Karena kebutuhan juga. Di Ame­rika sekarang bahan baku menurun, stok sedikit. tinggal di negeri kita yang paling besar ikannya," kata Fadel.

Kemajuan dalam ekspor peri­kanan ini, lanjut Fadel, juga tak lepas dari gebrakan Menteri Susi dalam melobi pemerintah AS. Fadel menyebut, strategi diplomasi Susi kepada AS layak ditiru menteri­-menteri lainnya.

"Sudah lama perjuangan kita, tapi baru berhasil sekarang pas Bu Susi. Saya bilang selamat buat Ibu Susi, karena berhasil membuat tarif jadi nol, itu luar biasa," puji Fadel yang juga bekas menteri kelautan dan perikanan ini.

Fadel mengungkapkan, dalam jangka panjang, akan ada lonjakan ekspor ikan Indonesia sehingga akan mendorong stimulus peningkatan produksi sektor perikanan domes­tik. "Peluang ekspor Indonesia akan semakin besar sehingga memacu peningkatan produksi sektor peri­kanan dalam negeri untuk diekspor," katanya.

Menurut Fadel, Indonesia memi­liki saingan yang berat dalam ekspor perikanan secara global. tekanan terhadap produk perikanan Indonesia pun dinilai akan semakin berat seir­ing dengan pembebasan bea masuk tersebut.

"Saingan negara­negara Amerika Latin seperti Brasil dan Peru itu saingan kita yang paling berat. Bahkan, Jepang saja mengeluh juga sekarang karena mereka tidak dapat perlakuan yang sama seperti kita di AS," katanya.

Menteri Susi bersyukur AS telah membebaskan bea masuk produk peri­kanan dari Indonesia. "Kabar gembira AS membebaskan impor tarif untuk produk Indonesia," kata Susi.

Susi mengatakan, pemberian fasilitas dalam bentuk Generalized System of Preference (GSP) dari Amerika Serikat itu,  tidak memer­lukan  upaya pergi ke negeri Paman Sam dan bernegosiasi panjang lebar atau mengirim delegasi.

"Hanya modal ngedumel dan ngomel­-ngomel saya berhasil. Saya memastikan cerewet saya lebih banyak manfaatnya daripada tidak," ucap Susi. [hta/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa