post image
KOMENTAR
Aksi unjuk rasa di Medan hanya dilakukan oleh buruh yang menamakan diri Federasi Serika Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Mereka berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Medan menyampaikan beberapa tuntutan agar pemerintah segera memperbaiki kondisi perekonomian yang semakin terpuruk akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

Koordinator aksi, Minggu Saragih mengatakan pelemahan nilai rupiah sangat mengancam keberlangsungan industri yang berdampak pada PHK para pekerja dan buruh. Menurut mereka tanggung jawab atas potensi PHK massal ini ada pada pemerintah selaku regulator perekonomian.

"Buruh menolak PHK akibat melemahnya Rupiah dan perlambatan ekonomi," katanya, Selasa (1/9).

Selain menolak PHK, buruh juga menyampaikan beberap tuntutan lain agar pemerintah menurunkan harga sembako dan BBM, menolak masuknya pekerja asing yang tidak bisa berbahasa Indonesia, revisi PP tentang Jaminan Pensiun dengan manfaat pensiun buruh, perbaikan pelayanan BPJS kesehatan dengan penghapisan sistem INA CBGS dan permenkes no 59 tahun 2014 yang membuat tarif murah serta menolak tenaga outsourching yang saat ini direkrut untuk pekerjaan pada bagian produksi.

"Selama ini kita tau, tenaga outsourching hanya bagian tertentu diluar produksu seperti security, catering, driver dan tukang parkir," ujarnya.

Aksi serentak buruh ini juga berlangsung secara nasional dengan tuntutan yang sama.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa