post image
KOMENTAR

Bencana asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran hutan masih terjadi dan bahkan bertambah parah. Selain nyaris menghentikan semua aktivitas masyarakat, dampak paling memprihatinkan adalah terganggunya kesehatan terutama paling rentan terhadap anak-anak.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Riau pada 2014, dari 6,1 juta penduduk, terdapat sekitar 700 ribu lebih balita (0-4 tahun) dan lebih satu juta anak-anak (5-14 tahun).

"Bencana kabut asap ini sangat berpotensi menganggu kesehatan mereka. Terlebih bayi yang belum memiliki sistem pernapasan yang kuat dan sempurna sehingga sangat berbahaya bila terhirup asap. Potensi gangguan pernapasan yang terburuk radang paru-paru. Kondisi ini juga yang sekarang dihadapi anak-anak lain yang daerahnya terpapar asap," ujar Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris kepada redaksi, Sabtu (3/10).

Menurutnya, selain dari sisi kesehatan, kebutuhan pendidikan dan psikologis anak-anak juga terganggu. Akibat asap, kebutuhan rohani dan batin mereka untuk berinteraksi, mendapat pendidikan, dan bermain terenggut. Hal ini dapat berdampak pada tumbuh kembang anak-anak.

"Masyarakat terutama anak-anak di daerah yang terpapar asap harus mendapat pelayanan kesehatan yang prima dan gratis untuk memulihkan kesehatan mereka. Ini tugas pemerintah dan sebagai bentuk nyata permintaan maaf negara kepada rakyatnya," jelas Fahira.

Senator asal DKI Jakarta itu berharap bencana asap bisa segera berlalu dan tahun ini menjadi bencana asap yang terakhir karena sudah menjadi langganan tiap tahun. Menurutnya, selain penegakan hukum bagi pelaku pembakaran, tindakan preventif agar tahun depan tidak terjadi lagi kebakaran hutan bisa dimulai dari sekarang.

"Ada baiknya ide Pak Jokowi saat kampanye yang akan menggunakan drone untuk mengawasi perairan Indonesia segera direalisasikan, tetapi digunakan untuk mengawasi dan mencegah hutan-hutan di Indonesia dari ancaman pembakaran," tegas Fahira. [hta]

 
 

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan