post image
KOMENTAR
Kemenangan Indonesia di World Best Halal Travel Summit yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada 19-21 Oktober 2015 lalu harus segera ditindaklanjuti secara terarah, terstruktur dan komprehensif.

Langkah tersebut penting agar potensi Indonesia menjadi pemain utama dunia dalam pariwisata halal atau wisata syariah yang begitu besar bisa terealisasi.

"Perlu langkah taktis untuk membangun kesadaran pasar (market awareness) wisata halal," kata pengamat ekonomi dan marketing Popy Rufaidah PhD dalam keterangannya, Rabu (11/11).

Karena itu, dia menyarankan, Pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata menggandeng peran lima pihak atau pentahelix seperti akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas dan media, dalam mengakselerasi pengembangan destinasi halal Indonesia.

Sebab, konsep halal tak sesederhana bagaimana memastikan makanan yang ada halal dan islami, melainkan juga mempromosikan kesopansantunan, kebersihan, keselamatan, tingginya mutu produk dan jasa wisata yang ditawarkan, menjadi kesadaran bersama seluruh pemangku kepentingan.

"Strategi menggandeng lima pihak itulah yang menjadi strategi hingga memungkin adanya akselerasi," kata Popy, juga direktur Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPAD ini

Ia menunjuk Malaysia yang kini menjadi salah satu destinasi halal terkemuka di dunia. Untuk mencapai posisi saat ini dan menerima kunjungan setidaknya 6,1 juta turis pecinta wisata halal, Malaysia telah memulainya sejak 2009. Hal itu ditandai dengan didirikannya Pusat Pariwisata Islami (Islamic Tourism Centre/ITC).

"ITC  itu awalnya melakukan berbagai hal, seperti penelitian pariwisata strategis, market inteligence, dan penyediaan jasa pelatihan dan pengembangan kapasitas pengelola pariwisata halal,” tandas Popy.[rgu/rmol]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya