post image
KOMENTAR
Direktur PT Mulki Abadi Management Muhammad Luthfi Hutasuhut mengatakan, berbagai varian kopi akan ditampilkan pada pagelaran Medan International Coffee Festival (MICF)  akan gelar even kopi lanjutan pada 13-15 Mei 2016 di Hermes Place Polonia Medan.

Kepada medanbagus.com, ia menyampaikan beberapa catatan mengenai varian kopi tersebut yaitu kopi arabika (coffee Arabica), kopi Liberika (coffee Liberica), kopi Robusta (coffee Cannephora), kopi excels (coffee Dewevrei). Diantara keempat ini best of the best nya adalah kopi Liberika. Di Indonesia menghasilkan  6-7 jenis kopi Arabika, yaitu Gayo (Aceh), Mandailing (Sumut), Kintamani (Bali), Mangkuraja (Bengkulu), Jawa dan Kalosi (Toraja). Sementara, satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain.

Jenis Arabika yang termasuk langka adalah specialty Arabika dan jenis lainnya adalah kopi luwak. Syarat tumbuhnya tanaman kopi Arabika adalah pada ketinggian 750-1.500 dpl dengan suhu 15-18 derajat celcius. Kopi Liberika tumbuh di daerah 500-1.500 dpl dengan suhu 17 sampai 20 derajat celcius dan kopi robusta pada ketinggian 400-1.000 dpl dengan suhu 18-24 derajat celcius.

"Kopi Arabika merupakan kopi tradisional yang rasanya dianggap paling enak oleh para penikmat kopi. Biji kopi Arabika memiliki cirri-ciri ukuran biji yang lebih kecil dibandingkan biji kopi jenis robusta, kandungan kafein yang lebih rendah, rasa dan aroma yang lebih nikmat serta harga yang lebih mahal," katanya.

Kemudian  lanjutnya, kopi Robusta, yakni memiliki ukuran biji kopi yang lebih besar, bentuknya oval, tinggi kafein dan memiliki aroma yang kurang harum.

"Robusta dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana arabika tidak akan tumbuh," paparnya.

Selanjutnya kata Luthfi, Kopi Liberika, yakni jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh hingga 9 meter (m). Kopi ini didatangkan ke Indonesia jaman dulu untuk menggantikan kopi arabika yang terserang hama.

Dan yang terakhir, sebut Luthfi, adalah kopi Excelsa. Merupakan jenis kopi yang tidak begitu peka terhadap penyakit HV dan dapat ditanam di dataran rendah serta lembab, atau dapat juga disimpulkan bahwa kopi ekselsa (Excelsa) ini dapat ditanam di daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta. Kopi Ekselsa (Excelsa) juga dapat ditanam diatas lahan gambut. Kemudian cukup 3,5 tahun, tanaman ini sudah mampu memproduksi beras kopi sekitar 800-1.200 kilogram (kg) per hectare (ha).

"Kopi jenis ini sudah ditanam masyarakat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat- Jambi sejak 50 tahun yang lalu. Beberapa perusahaan kopi terkemuka di Indonesia telah menggunakan kopi ini sebagai bahan baku," tandasnya.[rgu]

Instagram Ternyata Punya Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mental

Sebelumnya

7 Destinasi Wisata Alam Paling Mengesankan di Bali

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Lifestyle