post image
KOMENTAR
Kondisi finansial PT Pertamina (Persero) belakangan ini dinilai semakin sehat, sehingga berpotensi menjadi pemain minyak dan gas kelas dunia.  

Mantan anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Profesor Mukhtasor mengatakan, banyak indikator yang memperlihatkan bahwa kondisi BUMN sektor migas tersebut semakin membaik.

"Performa keuangan sangat sehat, utang jangka panjang semakin menurun, dan efisiensi meningkat," katanya, Senin (2/5).

Sehatnya kondisi keuangan, menurut Mukhtasor, tak lepas dari insiatif Pertamina melakukan berbagai penataan. Terkait utang misalnya, Pertamina melakukan re-financing yang tepat sehingga interest semakin rendah dan lebih efisien dalam menekan biaya produksi. Termasuk diantaranya ketika Pertamina membubarkan anak usaha Petral.

"Hal itu menunjukkan bahwa penataan keuangan dan manajemen mereka memang semakin bagus," lanjutnya.

Tak kalah penting, Pertamina juga melakukan strategi yang tepat ketika harga minyak dunia sedang turun. Ketika itu, di saat banyak perusahaan minyak dunia mendapat tekanan di sisi hulu, Pertamina justru menyeimbangkan antara hulu dan hilir. Dalam hal ini, efisiensi banyak dilakukan di
hulu, sedangkan di sisi hilir melakukan inovasi market. Antara lain dengan mengeluarkan berbagai produk seperti Pertalite dan Dexlite. Strategi menyeimbangkan hulu dan hilir ini turut berkkontribusi dalam memperkokoh bisnis Pertamina.

Tidak hanya memperkuat portofolio di hilir, Pertamina juga sangat tepat memanfaatkan momentum penurunan harga minyak dunia untuk melakukan ekspansi ke luar negeri. Dengan ekspansi di sisi hulu, Pertamina melakukan efisiensi yang sangat signifikan, seperti melalui penekanan biaya investasi.

Itu sebabnya, ketika banyak perusahaan migas terkena imbas jatuhnya harga minyak dunia, Pertamina justru tidak goyah. Faktanya, pada saat banyak perusahaan migas melakukan kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) seperti Chevron, Vico, British Petroleum, dan Halliburton, Pertamina justru melakukan rekrutmen secara besar-besaran.

"Ini menandakan bahwa strategi Pertamina untuk tumbuh memang dilakukan dengan cara yang tepat," jelas Mukhtasor.

Sementara itu, pengamat energi Ferdinand Hutahaean mengaku sependapat. Menurutnya, Pertamina memang sangat sehat sekarang ini.

"Dari sisi manajemen dan SDM juga sangat mampu. Tidak ada lagi BUMN lain yang lebih andal di sektor ini," katanya.

Kondisi Pertamina yang sehat tidak lepas dari efisiensi yang dilakukan BUMN yang 100 persen sahamnya dimiliki negara itu. Bahkan, dari efisiensi tersebut, tahun lalu Pertamina bisa menghemat pengeluaran hingga Rp1,3 triliun.

Yang menggembirakan, lanjutnya, efisiensi juga dibarengi dengan inovasi market yang luar biasa. Diantaranya adalah peluncuran Pertalite, yang saat ini penjualannya semakin meningkat sehingga berhasil menurunkan konsumsi Premium. Selain itu, karena inovasi market pula, Dexlite yang baru diluncurkan juga langsung mendapat respons positif dari pasar. Belum lagi Pertamax yang konsumsinya terus meningkat.

"Berbagai inovasi tersebut membuat Pertamina sangat sehat karena bisa memperkecil tekanan yang sedang dihadapi di sektor hulu," tegas Ferdinand yang juga direktur eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI). [hta/rmol]



Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi