post image
KOMENTAR
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali pada 15-17 Mei 2016 diikuti delapan kandidat calon ketua umum.

Mereka adalah Aziz Syamsuddin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Mahyudin, Indra Bambang Utoyo, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, dan Syahrul Yasin Limpo.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, sosok pengganti Aburizal Bakrie nanti akan ditentukan oleh seberapa kuat komunikasi dan kedekatan sang calon dengan DPD I dan II Golkar.

"Ini salah satu faktor yang sangat menentukan," sebut dia , Kamis (5/5).

Jelang Munaslub, lanjut Pangi, delapan calon ketum akan terus jor-joran menyakinkan pengurus daerah.

"Disini kuat-kuatan calon ketum melakukan safari politik, ia dapat apa, dan bagaimana menyakinkan DPD bahwa ia bersunguh-sunguh memajukan Golkar, sehingga golkar bisa berlari kencang," imbuhnya.

Dan realitas politiknya, tambah Pangi, untuk mempengaruhi, mengkondisikan, dan memobilisasi DPD I dan II, butuh "amunisi" yang cukup besar. Menurut dia, budaya "amunisi" politik jelang pemilihan ketum partai politik di Indonesia masih cukup kental.

"Pertanyaanya, mana yang lebih banyak duitnya? Calon ketum Golkar yang kere tetap sulit menang di kontestasi nanti. Belajar dari Munas Bali dan Munas Riau, Akbar Tanjung kere sehingga tak terpilih, dan pada Munas Riau duit ARB yang tak berseri mengantarkannya jadi ketum," tukas Pangi. [hta/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa