post image
KOMENTAR
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengatakan, manajemen rumahsakit harus mampu memberikan sedikitnya 3 kepastian untuk memenangkan persaingan layanan kesehatan di Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Hal itu disampaikan Tengku Erry Nuradi saat meresmikan Pelayanan Hemodialisa EEG dan Pelayanan Mata Rumah Sakit Sari Mutiara Medan, Rabu (4/5/2016). Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Tengku Erry Nuradi didampingi Ketua Yayasan Sari Mutiara beserta seluruh jajaran di depan pintu gedung hemodialisa RS Mutiara Medan.

Hadir pada acara tersebut Ketua Yayasan Sari Mutiara yang juga Anggota DPD Parlindungan Purba, jajaran FKPD Sumut, Kepala BPJS Kanwil Sumut dan Medan, Keluarga besar Yayasan Sari Mutiara Medan, Direktur RS Mutiara Medan dan Lubuk Pakam dan segenap jajaran yayasan RS Sari Mutiara Medan.

Dalam kesempatan itu, Erry mengatakan, manajemen Rumahsakit dalam negeri harus mampu memberikan kepastian yang pertama yakni kepastian diagnosis. Pasien harus mendapatkan gambaran terperinci apa penyakit yang diderita sekaligus metode menyembuhannya.

"Selama ini, banyak pasien dan keluarga yang tidak mendapatkan kepastian apa jenis penyakitnya. Pihak rumahsakit langsung melakukan penanganan," ujar Erry.

Kedua, pihak pasien dan keluarga harus mendapatkan kepastian mendapatkan layanan yang prima.

"Tidak sedikit masyarakat kita yang mengeluh karena rendahnya pelayanan kesehatan di dalam negeri. Akibatnya, masyarakat kita lebih memilih rumahsakit di beberapa negara tetangga. Bukan karena SDM dokter kita yang tidak berkualitas, tetapi karena pelayananan kita yang rendah," tambah Erry.

Tidak kalah penting adalah kepastian biaya. Pasien dan keluarga harus mendapat informasi yang telah terkait biaya yang butuhkan.

"Diagnosa yang tepat akan berkolerasi dengan biaya yang dibutuhkan. Pihak keluarga harus mendapatkan gambaran pasti, berapa biaya yang dibutuhkan," sebut Erry.

Erry percaya, rumah sakit yang mampu memberikan 3 kepastian tersebut akan memperoleh kepecayaan dari masyarakat.

"Tentu masyarakat kita tidak lagi ramai-ramai berobat ke Malaysia atau Singapura," ujar Erry.

Erry juga mengimbau rumahsakit untuk menyiapkan fasilitas dan alat layanan kesehatan modern guna mendukung pelayanan prima.

"Dokter, perawat dan tenaga medis juga membudayakan keramahtamahan. Suasana nyaman juga mendukung kesuksesan layanan kesehatan, karena rumahsakit merupakan bisnis di bidang jasa," tambah Erry.

Tidak lupa Erry berharap Rumahsakit Sari Mutiara Medan tidak mengedepankan bisnis semata, tetapi juga memberikan layanan sosial kemasyarakatan dengan memberikan keringan biaya perobatan bagi keluarga kurang mampu.

"Semoga tidak ada keluhan dari masyarakat yang kurang mampu, tidak bisa berobat di Rumahsakit Sari Mutiara karena tidak punya uang," harap Erry.

Sementara Ketua Yayasan Sari Mutiara, Parlindungan Purba mengatakan, yayasan didirikan kedua orangtuanya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Beranjak dari cita-cita itu, keluarga besar terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan Rumahsakit Sari Mutiara dalam bidang kesehatan.

"Orangtua kami pernah mengatakan bahwa tamu adalah kebahagiaan," ujar Parlindungan.

Parlindungan juga menegaskan, manajemen Rumahsakit Sari Mutiara dalam memberikan pelayanan, tidak membedakan dari keluarga mampu atau sebaliknya, pasien dari kalangan keluarga pra sejahtera.

"Saya sudah perintahkan kepada direktur RS Mutiara, jangan sampai ada masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan hanya karena kekurangan uang. Biar kekurangannya Ketua Yayasan yang akan membayar," tegas Parlidungan.[rgu]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan