post image
KOMENTAR
Wacana peniadaan Babinsa dilontarkan oleh Gubernur Lemhanas Agus Widjojo saat mengisi acara sebagai pembicara di Gedung Lemhanas pada Senin (16/5).  Sebagai tokoh utama dalam acara tersebut, Agus menyampaikan dua hal pokok masalah yaitu konsep Reformasi TNI dan konsep Rekonsiliasi Bangsa, dalam pandangannya sebagai Gubernur Lemhanas

Agus mengatakan bahwa TNI tidak boleh lagi melakukan kegiatan di luar “Pertahanan/Perang” kecuali seijin Presiden termasuk Komando Teritorial(Koter) cukup ditingkat Korem saja. Tidak  perlu ada Kodim, Koramil, Babinsa dan seterusnya.

Ternyata, pernyataan sang petinggi di Lemhanas tersebut membuat warga masyarakat  dimana wilayah mereka telah dibantu dalam pembangunan, pengembangan dan pengamanan oleh Babinsa turut merasa prihatin dan terpukul. Masyarakat justru bertanya-tanya, kenapa Babinsa yang sangat diperlukan warga terutama yang bermukim di wilayah pedalaman akan ditiadakan, Padahal dengan adanya keberadaan Babinsa tersebut masyarakat lingkungan merasa nyaman, tenang dan merasa terlindungi dan dekat dengan TNI.

Ketidaksetujuan akan wacana dihapuskannya Babinsa ini terlontar dari warga yang sedang merehab salah satu rumah warga bernama Warsin yang terletak di Jalan Bakti 2 No. 24 Rt. 007/04 Kel. Jatiranggon, Bekasi Renovasi rumah warga ini dilakukan secara bergotong royong  oleh TMMD ke-96.

Humas Rw 04 Kel. Jatiranggon, Iwan mengatakan bahwa dirinya tidak setuju kalau keberadaan Babinsa dihilangkan, karena keberadaan Babinsa sangat dibutuhkan di wilayahnya.

"Tanggapan saya kurang baik, kurang bagus, karena Babinsa harus tetap ada, Babinsa inikan bisa bekerja sama dengan Binmas, salah satu fungsi Babinsa kan, bila diwarga kita yang tinggal di bukan kompleks militer, tapi di perkampungan, pekerjaannya kan majemuk, ada TNI, ada Polri, nah kalau ada urusan dengan TNI, kan Babinsa wewenangnya, baru ke Koramil, Kodim dan seterusnya. Nah kalau sipilkan ada persoalan laporannya ke polisi, gak mungkin kan kalau saya kecurian lapornya ke Babinsa, " jelas Iwan, saat acara TMMD di wilayahnya, Senin (23/5).

Hal senada juga diutarakan oleh Sekretaris RT 007 M. Hutahuruk, yang saat itu juga tengah membantu perbaikan rumah warganya. Menurut Hutahuruk, para prajurit TMMD berasal dari rakyat dan keberadaannya pun kembali ke tengah tengah masyarakat.

"Karena militer kan berasal dari masyarakat, jadi harus kembali kepada masyarakat, tetap ada dan bersosialisasi dengan masyarakat, kalau ada di asrama, kapan bersosialisasinya. Kita bermasyarakat kan sosislisasi yang bicara. Jadi Babinsa harus tetap ada." tegasnya.

Kegalauan para warga ini ternyata didengarkan dan disimak oleh salah seorang Babinsa yang sedang merenovasi rumah warga. Serma Dedi Mulyadi, Babinsa Koramil 02/Pondok Gede langsung menenangkan kerisauan kedua pelayan masyarakat tersebut. Dengan tenang Serma Dedi menuturkan bahwa kalau banyak manfaat dan masih dibutuhkan masyarakat secara umum, pihaknya  kapan saja dan  dimana saja siap untuk membantu masyarakat.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, untuk Babinsa, kita sebagai aparat teritorial yang ada di kewilayahan sebagai mata dan telinga pimpinan yang ada di atas, artinya informasi apa yang dibutuhkan,  perlu dibantu, kaitannya dengan kemasyarakatan, gejolak sosial,  rekrutmen TNI, untuk perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan apa yang sekiranya dibutuhkan, Babinsa laporan kepada pimpinan yang di atas, kepada Danramil secara hirarki bertingkat berlanjut sampai pimpinan yang paling tinggi.

"Tugas pertahanan keamanan berkaitan dengan lingkungan, kami berusaha membantu masyarakat dengan memberi wawasan, pengetahuan, bagaimana hidup toleransi, bersosial, berinteraksi yang baik. Terjadi sinergi yang baik. Dengan pihak kelurahan sebagai mitra, bila ada program, kami selalu berkoordinasi apa yang bisa diberikan yang terbaik," pungkasnya.[rgu]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas