post image
KOMENTAR
Membagikan uang baru dengan pecahan kecil sudah menjadi budaya yang sudah lama ada di Medan dan Indonesia umumnya. Setiap menjelang akhir Ramadhan dan tibanya Hari Raya Idul Fitri, budaya memberikan uang baru kepada sanak saudara mengharuskan banyak orang menukarkan uang pecahan besarnya dalam skala yang tidak kecil.

Bank Indonesia perwakilan Sumatera Utara menyadari bahwa hal tersebut juga menjadi tanggung jawabnya dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.  Oleh karena itu, Bank Indonesia perwakilan Sumut tahun ini telah merancang strategi yang baik dalam penukaran uang pecahan besar menjadi uang pecahan kecil.

Bank Indonesia perwakilan Sumut bekerja sama dengan 11 Bank negeri maupun swasta mengkonsentrasikan pelaksanakan strategi penukaran uangnya tersebut di Lapangan Benteng, Medan sejak (13/6) dan direncanakan berakhir pada (1/7).

Ketika dijumpai di Lapangan Benteng, Kepala Kasir Bank Indonesia wilayah Sumut, T. Faisal mengatakan bahwa pelaksanaan penukaran uang tahun ini berjalan dan terkoordinir lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Dibandingkan tahun kemarin, tahun ini jauh lebih baik. Lihat terkoordinir semua di sini. Tahun lalu itu kan di lapangan merdeka, kalau rame yang nukar uang, macet jadinya. Kalau di sini kan mau seramai apapun gak mengganggu lalu lintas," kata T. Faisal kepada MedanBagus.com, Selasa (28/6).

T. Faisal juga bertekad akan meningkatkan pelayanan di tahun mendatang. Dirinya mengungkapkan selain akan membuka tempat penukaran uang yang terpusat, Bank Indonesia akan berkoordinasi kepada Bank yang diajak bekerja sama agar dapat membuka bazar/pasar murah.

"Tahun depan kalau bisa kita buat juga bazar di sini. Bank ini kan pasti punya binaan. Tapi yang mereka jual ya harus di bawah harga pasar lah. Jadi gak hanya menukarkan uang, masyarakat juga senang belanja di sini," ungkapnya. [sfj]

 



 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi