post image
KOMENTAR
Hari jadi sebuah kota lebih dari sekedar layak untuk dijadikan momentum berkontemplasi warga kota. Sebaiknya, di samping menggelar kegiatan berbentuk selebrasi, warga kota juga menyediakan waktu untuk memaknai akar sejarah kota. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini, sejumlah warga kota yang tergabung dalam Konsorsium Warga Kota akan berkontribusi pada momentum hari jadi kota Medan ke-426 dengan menggelar kegiatan 'Tawar Kota'.

Acara "Tawar Kota" ini dilahirkan setelah warga kota dari berbagai latar belakang mengadakan diskusi intens yang dimulai dari Rabu (15 Juni 2016) dan Rabu (29 Juni 2016) di Rumah Musik Suarasama. Difasilitasi oleh komposer musikus Irwansyah Oemar Harahap dan akademisi kota Dr. Asmyta Surbakti yang mengangkat tema besar "Guru Patimpus: Memikir Ulang Etos Peradaban Kota" dan "Lapangan Merdeka Dalam Tiga Dimensi Waktu: Pra Kolonial, Kolonial,  dan Era Sekarang."

Dalam diskusi yang beratmosfir kultural dan mencerahkan ini setiap warga kota yang hadir memerankan diri sebagai subjek kota, setiap warga kota adalah narasumber tentang kotanya.

Bagi warga kota yang menginisiasi Konsorsium Warga Kota, kegiatan 'Tawar Kota' ini adalah cara untuk merenungkan dan memaknai akar spirit pendiri kota, Guru Patimpus, yang akan diterjemahkan pengaktualisasiannya dalam konteks menata kehidupan kekinian dan masa depan kota. Mengaktivasi kesadaran spirit kota yang bijak bestari bagi siapa saja yang hidup, menghidupi dan dihidupi di dalam mandala tanahair kota.

Konsorsium Warga Kota menjadikan 'Tawar Kota' sebagai tema peringatan hari jadi Kota Medan ke-426 yang bertepatan jatuh pada tanggal 1 Juli 2016. Pemilihan tema 'Tawar Kota' bersumber dari 'tawar' yang disimpan Guru Patimpus di dalam 'timpus' dan digunakan sebagai obat penawar berbagai penyakit. Mengobati siapa saja yang ditemuinya dan yang datang kepadanya agar menjadi 'madan' atau sembuh. 'Madan' yang kemudian ditabalkan sebagai nama sebuah tempatan yang menjadi cikal bakal kota hari ini.

'Tawar Kota' akan mulai digelar di dua titik berbeda yaitu di monumen Guru Patimpus dan di Lapangan Merdeka dimulai pukul 22.00 WIB, Kamis (30/6). Puncaknya, pada pukul 00.01 WIB tanggal 1 Juli 2016, seluruh peserta akan berkumpul di titik nol Lapangan Merdeka untuk merenung dan mengheningkan cipta.

Melalui kegiatan 'Tawar Kota', Konsorsium Warga Kota berharap kota Medan dapat kembali mendudukkan spirit kota di dalam setiap aktualisasi ke-kota-annya. Meletakkan warga kota sebagai subjek yang aktif untuk merawat dan menata kehidupan kota Medan yang 'madan'. Semakin baik dari hari ke hari, hari kini dan hari depan nanti. Kota yang berakar ke bumi yang mencecah ke langit laiknya pohon kehidupan yang subur, asri, dan terawat.

Rangkaian kegiatan 'Tawar Kota' adalah:
1. Pawai obor keliling Monumen Guru Patimpus di Jalan Maulana Lubis, Kamis (30/6) pukul 22.00 - 23.00 WIB.

2. Ekspresi budaya warga kota di titik nol Lapangan Merdeka, Kamis (20/6) pukul 22.00 - 23.00 WIB.

3. Peluncuran Kembang Api di Lapangan Merdeka, Kamis (30/6) pukul 22.30 - 00.00 WIB.

4. Merenung kota dan mengheningkan cipta di Lapangan Merdeka, Jumat (1/7) 00.01 - 00.36 WIB.

Kepada setiap warga kota yang ingin bergabung di kegiatan kita bersama ini diwajibkan untuk membawa/memakai sarung untuk dijadikan 'Timpus'. Sarung yang dipergunakan sebagai 'Timpus' yang secara simbolik berfungsi untuk mengaktivasi kembali kesadaran kolektif kota. Untuk aksesori lainnya, dipersilahkan dibawa/dipakai sesuai dengan keinginan dan aspirasi budaya masing-masing. [sfj]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya