post image
KOMENTAR
Ideologi negara Indonesia sudah tertukar dengan budaya baru melalui globalisasi dan demokrasi liberal. Hal ini terjadi di bawah rezim kapitalisme yang sangat sentralistik dan totalitarian.

Demikian Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, saat menyampaikan pandangannya terkait kondisi kebangsaan yang didasari pemikiran proklamator kemerdekaan RI, Soekarno, dalam acara Dies Natalis ke 17 Universitas Bung Karno (UBK),.

"Sebagaimana kita ketahui, sebagai dampak globalisasi, pasar bebas, dan Teknologi Informasi, telah menciptakan situasi melemahnya struktur fungsi dan peran bangsa," tegas Rachma di Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/7).

Ideologi, budaya dan konstitusi yang selama ini menjadi identitas setiap negara dipaksa tunduk kepada suatu ideologi dan budaya baru melalui demokrasi liberal di bawah rezim kapitalisme.

Indonesia juga dilanda wabah serupa. UUD 1945 hasil empat kali amandemen sangat bersifat liberal kapitalistik. Ekonomi Indonesia saat ini lebih dikendalikan para pemilik modal, serta kepentingan perusahaan besar atau korporatokrasi yang tidak mementingkan kepentingan rakyat.

"Korporasi tidak membawa misi nasionalisme, tapi malah menguasai dan menguras ekonomi maupun sumber daya alam negara serta tidak peduli ekonomi rakyat banyak dalam rangka keadilan sosial," ujar putri Bung Karno ini.

Lebih lanjut, Rachma juga menyorot tentang korupsi yang disebabkan pola transaksional antara pemilik modal dan pejabat negara. Pemilik modal memang kerap melakukan penetrasi, infiltrasi dalam suksesi kepemimpinan negara di semua level sehingga praktik korupsi menjadi masif.

"Padahal korupsi adalah perbuatan melawan hukum dan tidak tunduk pada kontitusi yang telah disusun oleh founding fathers," ujar Rachma. [hta/rmol]




Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa