post image
KOMENTAR
Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo membuat sayur-mayur produksi petani menjadi kotor tercemar abu vulkanik. Selain kotor, abu vulkanik juga menyebabkan sayuran cepat layu dan mudah busuk.

Hal tersebut berdampak pada kondisi harga sayur-mayur di pasar tradisional. Begitu juga dengan Pasar Tavip Kota Binjai, hampir seluruh sayuran yang berasal dari Kabupaten Karo mengalami kenaikan harga.

Sejumlah sayuran khas produksi petani Kabupaten Karo seperti tomat, cabai merah dan cabai hijau, brokoli, kol, buncis, selada, dan lainnya, tampak dilapisi abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung.

Para pedagang di Pasar Tavip Binjai harus bekerja ekstra untuk membersihkan sayur dari lapisan abu vulkanik Gunung Sinabung. Hal ini dilakukan agar tampilan sayur lebih segar dan diminati pembeli.

Jika sayuran biasa bisa tahan hingga lima hari, sayuran yang tercemar abu vulkanik hanya bisa tahan hingga tiga hari saja, setelah itu sayuran akan layu dan membusuk.

Hal ini tentu saja membuat para pedagang sayuran merugi. Hampir seluruh jenis sayuran dan komoditas pertanian dari Karo mengalami kenaikan hingga, lima ribu rupiah per kilogramnya.

Sinulingga salah satunya, pedagang sayur ini tidak berani membeli sayuran dari Tanah Karo dalam jumlah banyak untuk dijajakan di Pasar Tavip.

"Kita takut gak abis bang, soalnya bisa cepat busuk dan kami bisa rugi," ungkapnya, Rabu (31/8)

Sementara itu salah satu pembeli sayur yang bernama Ulfah, berharap agar harga sayur bisa kembali normal.

"Semoga erupsi gunung Sinabung cepat berhenti, karena kalau seperti ini terus, jadinya bertambah juga uang belanja," katanya sembari tertawa.[sfj]

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Sebelumnya

Virus Corona Menjadi Alasan Deretan Pasangan Artis Ini Tunda Pernikahan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ragam