post image
KOMENTAR
Setelah sukses pada pementasan perdana “The Story of Buku Ende: Hymns from The Batakland (In Choral Drama),” di Tiara Convention Hall Medan pada September 2013 lalu, disusul pementasan di Sasana Budaya Ghanesa (SABUGA) Bandung pada September 2014, dan pementasan ketiga di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta pada September 2015 Svara Sacra Choirs kembali akan mementaskan pertunjukan yang sama di MICC pada 29 Oktober mendatang.

Karya choral drama merupakan karya Rithaony Hutajulu dan Irwansyah Harahap ini mengambil tema cerita dari naskah lagu-lagu pujian “BUKU ENDE” Batak Kristen ini, melibatkan sekitar 120 orang pemeran terdiri dari paduan suara, para penyanyi solis profesional, para pelakon drama dan para musisi tradisional (uning-uningan dan gondang sabangunan) serta kelompok orchestra Barat.  

 Perencanaan dan persiapan pentas “The Story of Buku Ende: Hymns from The Batakland” kali keempat mendatang ini telah dikerjakan sejak awal tahun 2016, diprakarsai oleh managemen Svara Sacra Medan.

"Persiapan pementasan kali ini telah dikerjakan sejak bulan Februari 2016 untuk mematangkan berbagai materi pementasan di MICC Medan, termasuk di dalamnya rehearshal paduan suara secara intensif, penataan ulang scenes cerita dan lakon choral drama, serta eksplorasi terhadap tata ruang pentas dengan pendekatan multimedia," ujar Rithaony Hutajulu yang bertindak sebagai director dalam pertunjukan ini.

Rithaony yang juga dosen di Fakultas Ilmu Budaya USU ini mengatakan, pementasan keempat "The Story of Buku Ende" ini digarap lebih matang meski tema dan pesan pementasan tetap sama.

"Dengan memperkaya scenes-scenes pada alur cerita dan ilustrasi visual dengan orkestrasi musik akustis barat, kita menginginkan  para penonton pertunjukan kali ini medapatkan pesan yang lebih dari pementasan-pementasan sebelumnya," pungkas Rithaony. [hta]


Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya