post image
KOMENTAR
 MBC.  Keberadaan elektronik warung  gotong royong (e-warong) diharapkan akan mampu memberdayakan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik karena keberadaan e-warong membuat masyarakat memiliki akses langsung terhadap perbankan.

"Dengan demikian semua bantuan sosial diterima dengan non tunai. Ini memudahkan pemerintah untuk memonitor apakah bantuan yang diberikan sudah tepat sasaran atau tidak," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, saat meresmikan 15 Elektronik Warung Gotong-royong Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Program Keluarga Harapan di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah (Jumat, 28/10).

Dalam kesempatan tersebut, Puan Maharani juga menyalurkan sejumlah program bantuan pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Rumah Tidak Layak Huni (Ritilahu), Baras Rakyat Sejahatera (Rastra), Gerakan Hidup Sehat (Germas), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan bantuan dari Sekretariat gerakan Nasional Revolusi Mental.
 
Sejumlah penerima bantuan sempat ditanya oleh Menko PMK soal pemanfaatan dan kepastian nominal berasan bantuan yang selama ini telah diterima.
 Tentraem, penerima PKH di Keluarahan Padangsari mengatakan anaknya yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) menerima bantuan Rp 450.000 selama setahun dan diterima dalam empat kali.

Saya dapatnya Rp 120.000. Saya sangat senang karena membantu anak saya untuk beli buku dan baju seragam,” katanya, sambil mengaku dana bantuan tersebut cukup untuk kebutuhan sekolah anaknya dan ia memastikan dana tersebut tidak digunakan untuk kebutuhan yang lain.
 
Puan juga berdialog dengan Yuliana, yang kedua anaknya menerima KIP. Suami Yuliana bekerja sebagai satuan pengaman (satpam) salah satu perusahaan di Semarang. Sementara Yuliana sendiri bekerja sebagai pekerja harian. "Saya merasa sangat terbantu dengan program pemerintah ini," katanya.
 
Puan juga menyaksikan transaksi riil di e-warong, KUBE, PKH dengan nama agen: Yuliatna, bernomor agen BNI01365479. Di e-warong tersebut Ibu Sumiatri membeli beras lima kilogram dengan kartu e-warung di mana 1 kg beras seharga Rp 9.500. Dengan transaksi di e-warong, pemilik kartu bisa mengecek saldo keuangan sebelum dan sesudah transaksi.
 
Puan Maharani berharap masyarakat makin terbiasa dengan menggunakan transaksi non tunai. Dengan demikian program keuangan inklusif bisa makin menjangkau banyak orang. [hta/rmol]
 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi