post image
KOMENTAR
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenkomar) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Denmark dan World Bank menyelenggarakan Konferensi Sampah Plastik pertama selama tiga hari, 1-3 November 2016, di Hotel Pullman, Jakarta.

Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian atas bahaya sampah plastik. Hadir 200 peserta dari berbagai sektor yang berhubungan dengan manajemen sampah baik dalam maupun luar negeri, serta ahli sampah plastik dunia dan organisasi-organisasi dunia yang konsen terhadap sampah plastik juga pencemaran laut.

Agenda utama konferensi sampah plastik ini adalah meningkatkan managemen pengelolaan sampah plastik di pantai dan laut di Indonesia.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa peredaran sampah plastik di laut di seluruh dunia akan melebihi jumlah ikan di laut pada 2050. Perkiraan secara global, Indonesia akan menghasilkan 1,29 juta ton sampah plastik ke laut setiap tahunnya. Ini membuat Indonesia menjadi negara penghasil sampah plastik di laut terbesar di dunia bersama China, Filipina dan Vietnam.

Jika negara-negara ini mengurangi sampah plastik di laut hinga 75 persen saja, berarti mengurangi sekitar 45 persen sampah plastik di laut di seluruh dunia.

Secara umum, 80 persen sampah plastik di pantai dan laut berasal dari sampah rumah tangga atau pemukiman warga. Hal ini semakin didukung dengan kurangnya sistem dan dana untuk mengelola sampah.

Sebagai negara maritim, peredaran sampah plastik tentu akan berdampak terhadap sektor pariwisata, perkapalan, dan perikanan jika tidak ditanggulangi dengan baik. Penanganan atas pencemaran laut juga membutuhkan biaya yang tinggi. Sebuah studi dari Asia-Pacific Economic Coorperation (APEC) di tahun 2008 memperkirakan biaya untuk mengatasi pencemaran laut adalah sekitar 1.3 Miliar dollar.

Indonesia, selama ini aktif berpartisipasi secara global untuk kampanye peningkatan kesadaran dan pengelolaan persoalan sampah plastik di laut, terakhir Indonesia berperan serta dalam Our Oceans Summit di Washington DC, dan APEC High Level Meeting On Marine Litter di Tokyo, September 2016.

Kemenko Maritim melalui Marine Plastics Debris Summit ini juga akan menjadi langkah awal untuk mempersiapkan pengembangan Rencana Aksi Nasional terkait persoalan sampah plastik di laut, dan akan di bawa ke World Oceans Summit di Bali, Februari 2017 mendatang.

Para peserta konferensi hari ini (Selasa, 1/11) melakukan field trip menuju Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu dan Bantar Gebang, Bekasi untuk melihat langsung peredaran sampah utamanya sampah plastik. Peserta yang berasal dari negara Eropa ini sekaligus melakukan city tour untuk mengenal pengelolaan sampah plastik laut di Jakarta.[rgu/rmol]

Ibu Tanah Air

Sebelumnya

16 Titik Api Dideteksi Di Sumatera, Singapura Berpotensi Berkabut

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Rumah Kaca