post image
KOMENTAR
Warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) kelas ll B Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, memiliki cara kreatif untuk memanfaatkan limbah kaca. Mereka membuat aneka hiasan dinding dengan bahan baku limbah kaca.

Bagi sebagian orang, kaca yang sudah pecah pasti akan dibuang, agar tidak melukai dirinya atau orang lain. Namun bagi warga binaan yang berada di dalam Rutan Tanjung Pura, kabupaten Langkat, limbah kaca atau cermin dapat di jadikan hiasan yang unik dan cantik, sehingga memiliki nilai jual.

Biasanya limbah kaca yang sudah terkumpul, akan di potong potong sedemikian rupa sesuai bentuk dan ukuran, hingga menjadi hiasan dinding, atau hiasan di guci ataupun keramik.

Sementara itu, bahan utama sebagai dasar hiasan adalah plywood (triplek), guci, keramik atau gerabah, hingga plafon rumah.

Selanjutnya, barulah digambar sesuai keinginan dan selera, dan mulai ditempeli dengan pecahan pecahan kaca warna warni yang telah di potong potong sesuai ukuran gambar.

Kreasi membuat hiasan dari limbah kaca ini, berawal sekitar setahun silam, saat pihak Rutan menghadirkan pengrajin kaca, untuk memberi pelatihan bagi para penghuni rutan.

Kegiatan yang awalnya hanya untuk mengisi waktu luang di dalam rutan, kini telah berubah menjadi kerajinan tangan yang cantik dan indah.

Malik, salah seorang narapidana (napi) yang sudah mahir membuat hiasan dinding tersebut mengaku, dirinya sudah banyak menghasilkan hiasan dinding.

"Biasanya saya bisa menyelesaikan satu hiasan dinding dalam waktu tiga hari," ucap napi yang divonis 6 tahun penjara ini, Rabu (9/11).

Malik juga berterima kasih kepada pihak Rutan, karena dirinya di beri kesempatan dan ketrampilan untuk mempelajari seni hiasan dinding.

"Alhamdulillah, ada hikmah di balik semua ini. Setelah bebas nanti, saya berharap bisa mengembangkan ketrampilan saya ini. Sehingga nantinya akan saya jadikan sebagai profesi," beber Malik sembari terus memotong motong limbah kaca.

Diakuinya, hiasan dari limbah kaca hasil buatan dirinya serta para penghuni Rutan Tanjung Pura, kerap di pamerkan di Medan dan Jakarta.

Sementara untuk bahan bakunya, para penghuni Rutan mendapatkannya dari para petugas Rutan yang sengaja di bawa dari luar Rutan.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi