post image
KOMENTAR
Saat dihubungi Rakyat Merdeka, anak perempuan paling bungsu dari istri kedua Bung Karno Fatmawati Soekarnoputri ini sangat emosional begitu ditanyai seputar langkahnya melaporkan pentolan Front Pem­bela Islam (FPI), Habib Muhammad Rizieq Shihab. Dia menumpahkan seluruh penilaiannya terhadap Rizieq.

Sukma mengaku, tersakiti hatinya saat menonton video Youtube berisi ceramah Rizieq tentang lahirnya gagasan Pancasila. Saat itu Rizieq berceramah di lapangan Gasibu, Bandung pada 15 November 2011. Sementara rekaman ceramah itu diunggah pada 9 Juni 2014. Di video itu, Rizieq mengatakan, "Pada Pancasila Soekarno, ketuhanan ada di pantat. Sedangkan pa­da Pancasila Piagam Jakarta, Ketuhanan ada di kepala."

Pernyataan itulah yang men­dorong Sukma memperkarakan Rizieq ke polisi. Sejatinya Sukma melaporkan Rizieq ke Badan Reserse Kriminal Polri sejak akhir Oktober tahun lalu. Namun perkara itu baru booming saat ini menyusul laporan perkara lain terhadap Rizieq.

Perlu diketahui, saat ini se­lain Sukma, banyak pihak yang memperkarakan Rizieq ke polisi. Beragam laporan dugaan pidana dialamatkan kepada habib Petamburan itu. Dari mulai kasus lama, hingga perkara baru. Sedianya siang ini Habib Rizieq diperiksa penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus logo Bank Indonesia pada uang rupiah baru.

Berikut ini curahan hati Sukmawati Soekarnoputri kepada Rakyat Merdeka terkait perkara penistaan Pancasila yang diduga dilakukan Habib Rizieq;

Bisa diceritakan awalnya bagaimana Anda bisa menge­tahui adanya video Habib Rizieq yang diduga menista­kan Pancasila?
Jadi saya tahunya ada video itu dari teman yang mengirim­kan kepada saya. Itu rekaman pada bulan Juni 2014 sejak pemerintah meresmikan 1 Juni se­bagai Hari Lahirnya Pancasila. Jadi teman saya itu setelah me­nyaksikan video itu dan menilai pernyataan Rizieq tidak layak itu ingat kalau saya ini kan putrinya Bung Karno. Lantas dia mengirimkanlah rekaman video itu kepada saya. Jadi dia mau kasih tahu bahwa ada se­orang habib yang bicara tentang Pancasila itu sangat melecehkan Bung Karno sebagai perumus­nya. Nah waktu saya melihat rekaman video itu juga saya sangat kaget. Kok kasar sekali perkataan Rizieq itu. Terus tutur katanya juga tidak berakhlak. Yang mengagetkan itu kalimat dia yang mengatakan, "Pada Pancasila Soekarno, ketuhanan ada di pantat." Yang pertama dia menyebut Soekarnonya itu dengan rasa tidak hormat, den­gan seperti nada marah. Terus dia mengatakan, Ketuhanan Soekarno ditaruh di pantat. Kalimat itu yang sangat mem­buat saya kaget, jengkel, marah dan sedih. Sedihnya apa? Saya sedihnya itu kok proklamator dibahasakan dengan sangat kasar dan tak ada rasa hormat.

Lantas dari situ..
Saya langsung merapatkan hal tersebut, bermusyawarah dengan teman-teman partai saya. Saya mengatakan, saya nggak terima dengan sikap Rizieq tersebut. Kok seorang ulama bicara tentang Pancasila kok melecehkan begitu ya. Dia tak hanya melecehkan Pancasila, tapi juga dengan perumusnya. Terus saya bersama teman-teman sepakat untuk mengambil langkah hukum. Kemudian diarahkan saya bersama teman-teman melapor ke Bareskrim. Saya melaporkan Rizieq dengan dugaan melanggar pasal 154a KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), tentang penod­aan lambang negara. Saya seba­gai warga negara saya punya hak dong untuk melaporkan hal-hal yang merugikan saya, keluarga dan terutama bangsa ini. Siapa pun dia pelakunya. Emangnya dia orang suci. Siapa pun yang melecehkan Pancasila saya tidak bisa terima. Bangsa ini dari masih dijajah sudah disayang, dicinta, diasuh sama Bung Karno dengan kasih sayang dengan penuh cinta. Sedih saya kok ada sesorang yang belum jelas kontribusnya terhadap bangsa ini kok bersikap seenaknya. Seolah-olah dia paling hebat paling berkuasa. Emangnya Rizieq sudah ngasih apa terhadap bangsa ini? Caci maki dan penghinaan saja yang ada. Bagi saya kesalahan yang dilakukan olehnya, harus ditang­gungnya.

Selain membahasnya ber­sama rekan se-partai, apa Anda juga menggandeng saudara-saudara Anda sesama keturunan Bung Karno misalnya den­gan; Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekaroputri, Guntur atau Guruh?
Saya nggak merapatkan hal itu dengan keluarga Soekarno lain­nya. Saya lebih pada ke teman-te­man Partai PNI Marhaenisme.

Nah, setelah kasus ini ber­gulir praktis saudara-saudara Anda semua mengetahuinya. Lantas apa tanggapan mereka saat itu?
Kalau Ibu Mega saya kira meresponsnya lewat pidatonya beberapa waktu lalu di acara ulang tahun PDIP ya. Beliau tentu menanggapinya secara lebih politis, karena beliau kan ketum partai besar ya. Tapi ka­lau saudara-saudara saya yang lain, Pak Guruh, Pak Guntur ya marah sekali begitu mendengar ada yang melecehkan Pancasila dan perumusnya.

Sekarang setelah perkara ini bergulir, Habib Rizieq berharap kasus hukumnya bisa diselesaikan secara keke­luargaan. Bagaimana Anda menanggapinya?
Saya sih enggaklah ya enggak mau menyelesaikan itu secara kekeluargaan. Saya sudah (ka­dung) sakit hati. Saya sudah (kadung) jengkel. Sekarang su­dah jadi urusan hukum, biarlah berjalan sesuai proses hukum. Toh laporan saya ini kan bukan cuma laporan saya pribadi, tapi ada juga kawan-kawan saya se-partai dan ormas lainnya. Saya berharap ini bisa menjadi contoh kepada siapa pun, jan­gan sembarangan melecehkan Pancasila, apalagi Proklamator. Saya tegaskan siapa pun dia orangnya. Kesalahan yang di­lakukan Rizieq ini harus men­jadi contoh, menjadi pelajaran, jangan semena-semena.

Saat ini Habib Rizieq kan banyak diperkarakan oleh ber­bagai kalangan. Dengan kon­disi itu sebaliknya masyarakat justru melihat Rizieq dizalimi. Tanggapan Anda?
Lho kan masyarakat bisa me­lihat jelas tingkah laku seorang Rizieq yang tidak layak, kasar sekali, tutur katanya juga tidak berakhlak itu tidak pantas seba­gai ulama.

Kalau Rizieq diperiksa polisi, biasanya FPI akan demo. Anda melihat itu bakal memicu perpecahan tidak?

Silakan saja menggertak-gertak begitu, tapi sebagai pemimpin yang bijak itu harusnya gentle dong. Kok pengecut sekali, pakai menggerakkan massa, gertak-gertakan. Itu kan memperlihatkan sikap yang tidak baik. Rizieq saya nilai tidak jantan, tidak fair sebagai lelaki. Justru dengan menurunk­an massa itu malah memperli­hatkan melawan hukum. Wong pejabat tinggi aja kalau diper­iksa nggak ada yang heboh. Ini ngapain dengan nurunin massa segala, ngancem-ngancem. Saya menilai itu menjadi citra FPI. Citra FPI begitu, kan karena pemimpinnya seperti itu.

Imbauan Anda kepada poli­si yang menangani perkara Anda bagaimana?

Yang tegas, yang tegar seba­gai aparat hukum. Jangan takut dengan ancaman demonstrasi. Rakyat akan membantu polisi. Memangnya cuma FPI doang yang bisa gertak-gertak. Umat Islam yang lain juga jangan mau membela ulama yang nggak berakhlak.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa