post image
Net
KOMENTAR

Kematian akibat gagal pernafasan setelah menghisap rokok elektrik terjadi di Belgia. Korban bernama Raphael berusia 18 tahun dilaporkan mengalami gagal pernafasan terkait vaping dan campuran berbagai produk berbahaya di dalam rokok elektrik.

Kematian karena rokok elektrik ini juga sekaligus menjadi kasus pertama yang terjadi di Belgia.

Berdasarkan temuan awal, produk yang ada pada rokok elektrik itu merupakan cannabidiol (CBD).

“Keterkaitan dengan rokok elektrik sudah dapat dipastikan. Tidak ada penjelasan lain untuk (menjelaskan) pneumonia parah pada pasien tersebut,” kata Menteri Kesehatan Belgia, Maggie De Block dilansir AFP, Jumat (15/11).

Kematian Raphael merupakan kasus yang mirip dengan yang terjadi di Amerika Serikat. Di AS, kematian karena rokok elektrik disebutkan dipicu produk vitamin E asetat yang digunakan sebagai zat pengental minyak pada vape.

Di tengah tingginya penggunaan vaping di kalangan murid sekolah menengah atas (SMA) di sana, otoritas kesehatan di AS justru telah menetapkan penggunaan vaping berbahaya bagi anak-anak muda.

Pada Jumat (15/11), beberapa pejabat AS mengidentifikasi vitamin E asetat diduga menjadi penyebab di balik wabah infeksi paru-paru yang telah menewaskan 39 orang dan membuat dua ribu orang sakit.

Vitamin E asetat umumnya ditemukan pada banyak makanan dan suplemen serta produk kosmetik seperti krim kulit. Zat tersebut dapat menyebabkan infeksi paru-paru ketika dihirup. [dar]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Kesehatan