post image
KOMENTAR
MBC. PT PLN (persero) mengklaim banyak investor tertarik berinvestasi di perusahaan strum tersebut.

Direktur Perencanaan Manajemen Resiko PLN Murtaqi Syamsudin mengungkapkan, banyak investor menanyakan kapan PLN menerbitkan obligasi lagi. Mereka ingin sekali memilikinya.

“Para investor percaya kepada kami. Mereka bilang Indonesia masih menarik. Apalagi kupon rate 5,25 persen dan rasanya lebih baik ketimbang obligasi yang diterbitkan Pertamina maupun obligasi Pemerintah,” kata Murtaqi kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, tingginya kepercayaan investor kepada PLN karena prospek perusahaan ini dianggap cukup baik ke depan. Apalagi, pertumbuhan ekonomi negeri ini stabil.

PLN tahun lalu meraup dana dari penerbitan obligasi global senilai satu miliar dolar AS. Angka tersebut merupakan transaksi obligasi pertama PLN dengan tenor 30 tahun yang diterbitkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.  Obligasi itu bernilai kupon 5,25 persen dengan tenor 30 tahun, jatuh tempo pada Oktober 2042.

Murtaqi menuturkan, pihaknya sudah mendapat masukan dari lembaga riset pengembangan perusahaan. PLN kini sedang mempertimbangkan untuk menyusun rencana  penyediaan tenaga listrik (RUPTL) untuk 2012-2021.

Sekedar informasi, realisasi investasi PLN pada 2012 Rp50,6 triliun. Jumlah ini di bawah target Rp79,7 triliun. Tahun ini, PLN menganggarkan Rp64,9 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik.

Pengamat energi Kurtubi menilai ketertarikan investor untuk berinvestasi di PLN itu merupakan sinyal positif.

“Selama ini ketersediaan listrik di Indonesia masih sangat terbatas. Sementara kebutuhan listrik setiap tahun terus naik. PLN memerlukan investor untuk membangun pembangunan pembangkit listrik baru dan infrastruktur distribusi,” katanya.

Kurtubi mengingatkan, PLN bisa menjamin kepastian berinvestasi. Jangan sampai ketertarikan mereka buyar karena adanya oknum yang mengacau investasi PLN.

Anggota DPR Komisi VII Dewi Aryani mengatakan, banyaknya investor merupakan tantangan untuk PLN. “Banyak proyek yang belum diselesaikan seperti proyek pembangkit listrik  100 ribu Mega Watt (MW),” kata Dewi. [Harian Rakyat Merdeka/rmol/ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ekonomi