post image
KOMENTAR
MBC. Pemerintah dan Pertamina diminta secepatnya memastikan rencana kenaikan elpiji 12 kilogram (kg). Pasalnya, selain menimbulkan keresahan di masyarakat, tabung gas itu mulai langka di lapangan.

Hal itu diakui Iskandar, penjual gas elpiji di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Dia mengaku kekurangan pasokan elpiji sejak Pertamina mengumumkan akan menaikkan harga elpiji awal pekan ini. Keberadaan tabung itu mulai menghilang.

''Kami hanya menyediakan tabung gas ukuran 3 kg sejak beberapa hari ini, karena yang 12 kg sedang kosong di gudangnya,'' ujarnya kemarin. Meski belum diumumkan secara resmi, Iskandar mengaku kabar kenaikan gas elpiji itu sudah diantisipasinya.

''Kami sudah membuat pemberitahuan kepada pelanggan bahwa gas elpiji ukuran 12 kg bakal naik, dari harga saat ini Rp78.000 menjadi Rp98.000 awal bulan depan supaya tidak kaget,'' katanya.

Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani mengatakan, kenaikan harga elpiji akan berdampak pada kenaikan biaya produksi.

''Yang akan kena dampak dari kenaikan elpiji 12 kg adalah industri kecil atau industri rumah tangga, terutama industri katering yang banyak menggunakan elpiji 12 kg sebagai energi utamanya. Kenaikan harga elpiji 20 persen itu akan berdampak pada peningkatan biaya produksi 5-10 persen,” ujar Franky sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Franky mengatakan, para pengusaha sebenarnya tidak keberatan jika kenaikan masih pada angka 5-10 persen karena tidak akan berpengaruh besar kepada biaya produksi. Apalagi banyak komponen harga yang ditanggung oleh pengusaha makanan mulai dari daging sampai bawang.

Dengan langkanya elpiji 12 kg, dia meminta pemerintah dan Pertamina segera memberikan kepastian soal harga elpiji tersebut. Pasalnya, dengan tidak adanya kepastian naik atau tidak, malah berdampak pada melonjaknya harga dan kelangkaan di lapangan.

''Selama belum pasti, akan banyak yang bermain. Harus ada kepastian dan koordinasi antara Pertamina dan pemerintah. Jika tidak disetujui naik, harusnya Pertamina juga mengikutinya. Bukan satu bilang tidak, yang satu lagi bilang ditunda,'' keluhnya.

Di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Produsen Bakery Indonesia (APBI) Chris Hardi Jaya mengatakan, dampak dari tidak konsistennya pemerintah dan Pertamina soal kenaikan harga elpiji 12 kg, banyak pedagang dan agen yang sudah terlebih dahulu menaikkan harga.

''Rencana itu keburu memberikan dampak kenaikan harga akibat terjadinya kegiatan penimbunan,'' jelas Chris.

Sebab itu, dia meminta Pertamina tidak terlalu ngotot menaikkan harga elpiji. Apalagi pemerintah juga sudah melarangnya. Meski kewenangan menaikkan elpiji 12 kg ada di tangan Pertamina, tapi semuanya tetap harus melalui lampu hijau pemerintah.

''Ini terkait dengan energi. Apalagi pemerintah juga berencana menaikkan harga BBM subsidi,'' ucap Chris.[ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi