Malang benar nasib Selamat Nababan (37), warga Desa Sitabo-tabo, Kec.Siborong borong, Kab.Taput ini. Pasalnya dua puluh satu tahun masa hidupnya hanya dihabiskan di atas ranjang berukuran 1,5 meter kali 2 meter. Jangankan untuk menggerakkan seluruh bagian tubuhnya, untuk tidur miring saja Selamat harus dibantu oleh pihak keluarga.
Orang Tua Selamat, Jusman Nababan menuturkan ikhwal kelumpuhan anaknya, Selasa (11/11/2014). Ketika itu semasa Selamat duduk di bangku SMP, anaknya terjatuh sewaktu bermain bola kaki bersama teman-temannya. Kala itu usia selamat masih 16 tahun. Karena panik, Jusman kemudian membawa anaknya ke dokter dan dilanjutkan berobat tradisional (tukang urut). Bukannya sembuh, Selamat malah menjadi lumpuh dan tidak bisa menggerakkan badannya kecuali bagian kepala.
"Karena kehidupan ekonomi kami yang pas-pasan, akhirnya upaya pengobatan Selamat kami hentikan. Sampai sekarang, kami mengharapkan bantuan pihak-pihak yang ingin bermurah hati meringankan beban ini," ungkap Jusman sembari mengatakan anaknya hanya bisa terbaring di tempat tidurnya, sembari menatap langit-langit rumahnya dan berdoa datangnya sebuah mukjizat.
Tubuh Selamat kini sudah semakin kurus, kakinya mengecil dan mengalami luka. Dia rindu kehangatan mentari yang setiap hari menyinari desanya. Rindu terhadap bau pohon pinus yang mengelilingi sawah mereka. Rindu mencangkul sawah dan memetik padi di musim panen. Jika teringat pada masa kecilnya, Selamat hanya bisa menangis tapi tak tahu mengadu kemana.
"Saya sangat mengharapkan perhatian Pemkab Taput maupun pihak lain yang bersedia membantu pengobatan putra saya," harap Jusman.[rgu]
KOMENTAR ANDA