post image
KOMENTAR
Dalam sistem demokrasi multi partai idealnya harus ada koalisi permanen. Namun koalisi seperti itu belum bisa dilaksanakan di Indonesia. Pasalnya syarat terjadinya koalisi permanen belum ada.

Demikian dikatakan Pengamat Politik Universitas Indonesia Arbi Sanit, Jumat (10/10) terkait klaim Koalisi Merah Putih sebagai koalisi permanen.

"Koalisi permanen memang ideal dilaksanakan di Indonesia. Dengan adanya koalisi itu pemerintahan dan stabilitas politik bisa terjaga," kata Arbi.

Dia menegaskan kalau dua tokoh yakni Prabowo Subianto, bahkan Jokowi sekalipun bukan sosok pemersatu. Mereka hanya pemimpin tanggung yang tidak memiliki kharisma yang kuat untuk mengikat anggota-anggota koalisi. Kondisi itu diperparah dengan kondisi pemimpin partai yang tidak jelas dalam anggota koalisi.

"Untuk membentuk koalisi permanen juga diperlukan ideologi. Kalau parpol yang berkoalisi ideologinya masing-masing berbeda dan bahkan tidak jelas maka koalisi permanen sulit diwujudkan," katanya.

Dengan tidak adanya sosok pemimpin yang berkharisma dan ideologi yang tidak jelas,maka  koalisi yang terjadi di Indonesia saat ini yang dipimpin oleh Prabowo dan Jokowi hanya menjadi koalisi koalisi kepentingan elit saja. Koalisi seperti ini tujuannya hanya untuk kekuasaan dan sama sekali tidak berhubungan dengan rakyat.

"Kalau saya melihat pembentukan koalisi yang ada tidak ada urusannya dengan negara. Koalisi hanya menampilkan kepentingan para elitnya saja. Ketika kepentingan elit tidak tercapai maka dia bisa pergi seenaknya dan ketika kepentingannya terakomodir oleh lawan, maka dia akan datangi pihak yang tadinya berlawanan," tegasnya.[rgu/rmol]

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Sebelumnya

Delapan Butir Maklumat KAMI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini