post image
KOMENTAR
Penelitian situs megalitikum Gunung Padang harus ditinjau dari sisi data dan hasil risetnya. Sehingga penelitian ini berguna bagi masyarakat dan bermanfataan bagi dunia penelitian.

"Riset Gunung Padang akan menjadi kontroversi politik apabila cara memandangnya adalah politik, cara memperlakukannnya dengan opini dan lain-lain," kata inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Situs Gunung Padang, Andi Arief, dalam keterangan beberapa saat lalu, Rabu, (15/10/2014).

Andi pun menjelaskan bahwa  TTRM dipenuhi para paneliti dari hampir semua multidisiplin, dan memiliki hasil penelitian dan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Sementara pihak yang sempat mengkritik penelitian ini melalui seminar di Universitas Padajajaran beberapa waktu lalu, hanyalah berdasar riset arkeolog  Lutfi Yondri.

Berdasarkan riset geologi TTRM misalnya, morfologi Bukit Gunung Padang yang berupa trapesium memanjang utara-selatan dilandasi oleh lapisan lava setebal 20-30 meter di kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan. Lapisan lava terlihat selaras dengan muka tanah situs di atas dan juga muka tanah situs di lereng timur dan barat. Lapisan ‘geologi’ di bawah permukaan baik di atas ataupun di lereng barat-timur-utara sejajar dengan permukaannya dari atas sampai kedalaman 15 meteran, yaitu permukaan lava tersebut.

Dari data bor diketahui bahwa lapisan diantara permukaan dan tubuh lava ini adalah tumpukan batu-batu kolom seperti yang terlihat di permukaan. Di temukan leher intrusi lavanya berada di sebelah lereng timur-tenggara

Dari tingkat peradaban, TTRM menemukan bahwa situs Gunung Padang bukan hasil satu generasi tapi multi generasi. Yang paling atas bergaya menhir memang peradaban sederhana, sebagaimana interpretasi dengan Arkenas, yang hanya menata ulang reruntuhan batuan yang sudah ada, kemungkinan berumur sekitar 600 SM atau lebih muda.

Namun 2 meter di bawahnya (diselingi tanah timbun) adalah bangunan sangat maju yang dibuat dari susunan batu-batu kolom (diperlakukan seperti batubata) tersusun rapih dan diisi/terbungkus semen kemungkinan berumur sekitar 6600 tahun (4600 SM). Di bawahnya lagi masih ada struktur bangunan yang lebih tua, kemungkinan umurnya berkisar 11.000- 23.000 tahun

"Sebetulnya ada paper hasil lengkap pemindaian termasuk Tomography Seismic, coring dan eskavasi terbaru, juga astronomi, flora dan fauna, Petrologi dan lain-lain yang belum bisa dipublikasikan mengingat ada kepentingan besar rakyat, bangsa dan negara dan pada saatnya akan dipublikasikan seluruhnya," demikian Andi Arief.[rgu/rmol]

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Sebelumnya

Delapan Butir Maklumat KAMI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini