Aksi cepat tanggap (ACT) melakukan renovasi Mck dan mendirikan dapur umum di posko pengungsian gedung koperasi Desa Perbaji, Kecamatan Tigandreket, Kabupaten Tanahkaro, yang menampung 203 KK atau 600 Jiwa.
Pengungsi Desa Perbaji ini sudah hampir dua tahun meninggalkan rumahnya, karena ancaman awan panas dan banjir lahar dingin dari puncak Sinabung.
Selama itu pula, ladang mereka sudah tidak bisa ditanami, karena tebalnya abu vulkanik yang sering menghujani Desa-desa di lereng bagian selatan Gunung Sinabung.
Seperti dikatakan Soneta Pelawi (60), koordinator pengungsian Desa Perbaji pada tim ACT.
Ia mengaku, pengungsian yang ditinggalinya sangat membutuhkan Mck karena selama ini warga membuang hajat ke ladang-ladang.
"Sebenarnya ada Mck tapi tidak bisa lagi digunakan karena sudah rusak dan tidak terawat" ujarnya, Selasa (5/5/2015).
Pria yang memiliki enam putra ini mengaku, berterima kasih pada ACT yang datang untuk meringankan beban para pengungsi erupsi gunung Sinabung.
Kepala Desa Perbaji Martin Ginting (45), mengapresiasi bantuan dari ACT yang dinilainya sangat bermanfaat bagi warganya.
"Atas nama warga Desa Perbaji kami mengucapkan terimakasih sebesar besarnya semoga apa yang di lakukan tim ACT akan menginspirasi banyak orang," jelasnya.
Idawati Beru Tarigan (35) mengaku, keadaan para pengungsi saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan mereka tidak lagi mempunyai penghasilan, karena ladangnya tidak bisa ditanami.
Namun, para pengungsi erupsi gunung Sinabung tetap harus memenuhi kebutuhan anaknya sekolah."Sudah tidak punya penghasilan, untuk makan saja susah dan biaya anak sekolah harus dipenuhi" ujarnya.
Wanita yang memiliki 3 anak ini juga mensyukuri adanya Dapur umum ACT di posko pengungsian."Sangat bermanfaatlah bang,"pungkasnya. [ben]
KOMENTAR ANDA