post image
KOMENTAR
KPU Kota Medan sudah pernah melakukan penelitian terhadap penyebab rendahnya partisipasi pemilih pada penyelenggaraan di Kota Medan. Riset tersebut dilakukan dengan menggandeng beberapa peneliti di Kota Medan seperti Elfenda Ananda dan beberapa peneliti lainnya untuk mengidentifikasi persoalan yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi tersebut.

Riset atau penelitian berjudul "Perilaku Pemilih Warga Kota Medan Pada Pemilu Legislatf dan Pilpres tahun 2014" ini kemudian dibahas melalui Fokus Grup Diskusi (FGD) yang melibatkan berbagai kalangan seperti tokoh masyarakat, pimpinan ormas, OKP, kaum difabel, pers dan pengurus partai politik pada Sabtu (15/8) lalu.

Pada kesempatan tersebut Ketua KPU Medan Yenni Khairiah Rambe mengatakan riset tersebut mereka lakukan untuk mengetahui akar permasalah yang membuat partisipasi pemilih rendah. Hal ini sekaligus untuk mencari solusi atas persoalan tersebut agar tidak terulang di Pilkada Medan 2015.

"Kita menyampaikan hasil riset tersebut agar semua pihak bisa memberikan masukan terkait hasil riset yang kita sampaikan. Karena kita jadi pilot project bagi KPU RI untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Pilkada serentak 2015 ini" katanya waktu itu.

Hal senada disampaikan komisioner divisi sosialisasi Edy Suhartono yang menyatakan riset tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian pada pemilu legislatif dan pemilu pilres 2014 dimana saat itu partisipasi pemilih di Medan hanya 38 persen. Penelitian ini juga menurutnya menjadikan warga yang tidak memilih sebagai sasaran riset.

"Orang yang diwawancara yakni masyarakat yang tidak memilih pada PIlkada 2014 lalu," ujarnya.

Harapan dari KPU Medan atas riset ini sendiri sepertinya tidak terwujud di Pilkada Medan 2015 yang berlangsung hari ini. Tingkat partisipasi pemilih menjadi salah satu sorotan yang paling serius mengingat hampir seluruh TPS terlihat "sunyi" saat rentang waktu pencoblosan yakni mulai pukul 07.00-13.00 WIB. Hal ini diakui oleh Ketua KPU Sumatera Utara, Mulia Banurea. Berdasarkan laporan yang diterimanya, tingkat partisipasi pemilih di Kota Medan merupakan yang terendah dibanding dengan partisipasi pemilih pada kabupaten/kota lainnya seperti Pakpak Bharat yang mencapai 80 persen, Serdang Bedagai diatas 80 persen, Labuhan Batu dan beberapa kabupaten kota lainnya.

"Saya juga tidak tau apa penyebabnya, namun saya melihat mereka (KPU Medan) sudah berusaha maksimal," katanya membela KPU Medan.

Rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Medan 2015 ini juga diamini oleh komisioner KPU Medan Pandapotan Tamba. Menurutnya selain persoalan pembagian C6 atau undangan pemilih yang tidak sampai ke tangan para pemilih, sikap apatis warga akibat banyaknya pemimpin yang terjerat kasus korupsi menurutnya turut memberi sumbangsih besar atas minimnya partisipasi tersebut.

"Mungkin mereka sudah apatis, apalagi dengan banyaknya kasus korupsi di Sumatera Utara belakangan ini," ungkapnya.

Sekedar mengingatkan, riset yang dilakukan oleh KPU Medan pada Agustus 2015 lalu memakan biaya sekitar Rp 10 juta rupiah yang dilakukan oleh Elfenda Ananda dan kawan-kawan. Hasil riset ini sendiri langsung diserahkan kepada KPU Medan usai dibahas dalam FGD tersebut.[rgu]

Penundaan Pelantikan Kepala Daerah di Kepulauan Nias akan Membuat Kepulauan Nias Semakin Mundur!

Sebelumnya

Maju di Pilkada Sumut, Sofyan Tan Pasti Punya Hitung-hitungan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga