post image
KOMENTAR
Kebutuhan pupuk yang ramah lingkungan dan ekonomis menjadi perhatian di tengah berkembangnya teknologi pertanian dewasa ini.

Petani di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara belajar membuat pupuk organik dengan Suri Tani Pemuka (STP) yang merupakan perusahaan budidaya ikan nila atau Tilapia di Danau Toba.

STP memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari sisa hasil proses produksi pabrik pengolahan tilapia-nya di Janggir Leto, Kabupaten Simalungun.

"Memang kalau kita lihat masyarakat di sini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, sehingga pelatihan pembuatan pupuk tersebut sangat cocok bagi kami," ujar Pangulu Nagori Janggir Leto, Binrot Hutabalian seperti dikutip dari siaran pers STP di Jakarta,  Kamis (18/8).

Petani di Simalungun mengaku bahwa waktu pelatihan tersebut sangat bertepatan dengan masa bercocok tanam saat ini.

Kesadaran dan keinginan masyarakat untuk memajukan pertanian ditunjukkan dengan antusiasme peserta pelatihan selama pembekalan hingga praktek pembuatan pupuk organik tersebut.

"Kami sudah mencoba menggunakan kotoran kandang dan sisa limbah untuk dijadikan pupuk organik, namun belum benar-benar mengetahui teknik pembuatan pupuk organik yang benar," jelas Darson Marpaung, salah satu peserta pelatihan lainnya.

Sementara Thantowi, trainer dari STP, juga memberikan  motivasi  bagi para peserta. Pengalamannya sebagai seorang petani membuat para peserta semakin bersemangat dalam memanfaatkan limbah ikan sebagai pupuk organik.

Menurut Thantowi, pupuk organik dapat digunakan untuk seluruh jenis tanah, serta dapat merawat tanah secara terus menerus sehingga kualitas dan kesehatan tanah tidak menurun dalam jangka panjang. Dengan begitu produktivitas pertanian di Desa Janggir Leto dapat terus ditingkatkan.

Apalagi harga pupuk kandang di daerah Janggir Leto masih terbilang mahal yaitu sekitar Rp 7.000,- per kg.

Handoko Nasution, Head of PGA Processing Plant STP  berharap dengan adanya pelatihan berkesinambungan yang disertai dengan pembinaan dari Dinas Pertanian setempat, dapat mempercepat perbaikan teknik bercocok tanam serta meningkatkan perekonomian daerah.

Tidak hanya untuk Nagori Janggir Leto, pelatihan yang sama juga akan diberikan kepada masyarakat di desa Tambun Raya, Tanah Jawa, dan Haranggaol.[rgu/rmol]

Ibu Tanah Air

Sebelumnya

16 Titik Api Dideteksi Di Sumatera, Singapura Berpotensi Berkabut

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Rumah Kaca