post image
KOMENTAR
Sampah merupakan salah satu masalah besar dalam kehidupan manusia. Setiap hari, manusia selalu menciptakan sampah, mulai dari skala kecil hingga skala besar.

Hingga pada satu titik, manusia akan merasa kebingungan dalam membuang atau mengelola sampahnya. Tanah milik sebuah perushaan kelapa sawit PPKS di pinggiran sungai Jalan Avros, Medan Polonia menjadi salah satu destinasi pembuangan sampah warga Medan. Harusnya tempat tersebut tidak boleh dijadikan destinasi pembuangan sampah. Sebab selain dekat dengan pemukiman warga, tempat tersebut juga berada di pinggiran sungai.

Namun sejak 2014, PPKS melalui koperasinya bersama berbagai pihak yang peduli terhadap lingkungan berhasil menyulap tempat tersebut menjadi taman edukasi. Taman Edukasi tersebut kemudian dikelola oleh Bumi Outdoors. Bahkan tidak sekedar melenyapkan sampah, pinggiran Sungai Deli tersebut kini menjadi tempat yang menyediakan kegiatan-kegiatan berbasis kepedulian terhadap lingkungan.

Salah satu pihak yang dipercaya oleh PPKS dalam mewujudkan hal tersebut adalah komunitas Go River. Go River ambil bagian dalam membantu membersihkan dan menjaga kelangsungan hidup Sungai Deli.

"Ini tanah milik perusahaan kebun sawit, PPKS. PPKS kemudian mengubahnya menjadi taman edukasi. Saya ambil bagian dalam kepedulian terhadap Sungai Deli ini melalui komunitas Go River. Kami memulainya sejak 2 tahun," kata Muhammad Azmi saat diwawancara secara eksklusif oleh MedanBagus.com di Taman Edukasi, Jalan Avros, Medan Polonia, Sabtu (8/10).

Secara teknis, selain membersihkan sampah di Sungai Deli, Go River juga menyediakan tempat untuk berbagai kalangan yang ingin mendapatkan edukasi tentang Sungai Deli maupun sungai secara umum.

"Selain membersihkan sampah, kami juga menyediakan sekolah sungai. Kami coba memberikan edukasi tentang pentingnya sungai," ungkap Azmi.

Azmi menjelaskan, keberlangsungan hidup sungai sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Terkhusus Sungai Deli, banyak warga memakainya untuk menyuci, mandi, dan kebutuhan hidup lainnya. Hal itu menjadi tujuan utama dirinya menggagas komunitas Go River.

"Sungai ini banyak yang makai. Mulai dari nyuci, mandi, dan banyak lainnya. Jangan nanti air sudah krisis, kita butuh air sungai, air sungainya sudah hitam," jelasnya.

Dalam mengelola komunitas Go River dan memimpin seluruh relawan yang tergabung di dalamnya, Azmi berkomitmen untuk terus menjadikan apa yang dikerjakannya tersebut tetap berada dalam koridor aktivitas sosial.

"Ini semua bukan untuk buat bisnis. Niatnya menjaga lingkungan, mengumpulkan amal jariyah dan untuk hal sosial lainnya," tegas Azmi.

Saat ini, komunitas Go River memiliki relawan hingga ratusan orang, diantaranya terdapat 30 orang yang berpartisipasi aktif. Walau telah memiliki ratusan relawan, Go River terus membuka perekrutan relawan-relawan baru.[sfj]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas