post image
Inflasi Negara Emerging Market Tahun 2010 s/d 2018/ MedanBagus
KOMENTAR

Adanya krisis di salah satu negara emerging market berdampak pada negara lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu kebijakan yang mampu mendeteksi adanya stabilitas ekonomi negara emerging market dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Mekanisme transmisi kebijakan moneter negara emerging market memiliki perbedaan dalam hasil akhir pencapaiannya. Keberhasilan sasaran akhir sangat ditentukan dengan percepatan time lag diterima sampai pada sasaran akhir. Permasalahan mengenai transmisi kebijakan moneter masih merupakan topik yang menarik dan menjadi perdebatan, baik dikalangan akademis maupun para praktisi di bank sentral, maka penting untuk dianalisis secara empiris Analisis Respon Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit  Dalam Pengendalian  Stabilitas Ekonomi  Di 10 Negara Emerging Market.  Penelitian ini didukung oleh program penelitian hibah internal LPPM UNPAB.

Penelitian ini bertujuan menganalisis respon variabel transmisi kebijakan moneter jalur kredit (PDB, Inflasi, Ekspor, Kredit, Investasi) terhadap stabilitas ekonomi di 10 Negara maju pesat. Masalah yang utama dan akan diteliti yaitu sulitnya menemukan metode dalam mendeteksi instabilitas ekonomi negara-negara emerging market baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang serta deteksi berbasis masing-masing negara yang masuk dalam emerging market. Instabilitas ekonomi terjadi oleh faktor utama yaitu adanya time lag atau kelambanan dari transmisi moneter mulai kebijakan moneter, sasaran antara sampai pada sasaran akhir yaitu stabilitas ekonomi. Alasan kuat yang ingin dicari dalam penelitian ini yaitu belum banyak metode yang akurat dalam mendeteksi terjadinya kelambanan yang menyebabkan transmisi moneter tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Target khusus dalam penelitian ini yaitu mengkaji lebih dalam, seberapa efektif transmisi kebijakan moneter jalur kredit dalam mengendalikan stabilitas ekonomi dengan sasaran akhir PDB dan Inflasi.  Metode analisis dalam penelitian ini mengunakan pendekatan VAR (Vector Auto Regretion) dan Panel ARDL (Autoregresi Distributed Lag).  Model VAR digunakan untuk melihat respon transmisi kebijakan moneter jalur kredit dalam jangka panjang, model Panel ARDL menguji transmisi moneter jalur kredit berdasarkan 10 Negara maju pesat (India, Brazil, China, Rusia, Indonesia, Afrika Selatan, Vietnam, Mexico, Turkey dan Argentina).

Hasil Analisis Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Kredit Dalam Pengendalian Stabilitas Ekonomi 10 Negara Maju Pesat (Analisis VAR, IRF, FEVD), Analisis VAR (Vector Auto Regretion) terhadap PDB menunjukkan Ekpor menjadi variabel utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana meningkatnya ekspor berarti akan meningkatkan cadangan devisa, meningkatnya cadangan devisa dan pendapatan nasional juga akan meningkat. Analisis VAR terhadap Inflasi menunjukkan PDB menjadi variabel utama dalam pergerakan inflasi, dimana kenaikan inflasi dalam jangka panjang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, karena dengan meningkatnya inflasi daya beli masyarakat turun, bahkan bukan tidak mungkin produsen mengurangi faktor produksinya, salah satunya yaitu tenaga kerja. Analisis VAR terhadap Ekspor menunjukkan investasi menjadi variabel utama dalam meningkatkan ekspor. Hal ini berarti apabila pemerintah ingi meningkatkan ekspor maka harus meningkatkan investasi juga. Analisis VAR terhadap Kredit menunjukkan PDB menjadi variabel utama dalam pertumbuhan Kredit.  Penyaluran kredit yang tinggi akan membuat investor gencar dalam menanmkan modalmnya, dalam jangka panjang hal ini akan berdampak pada penambhan faktor produksi yang kemudian akan meningkatkan PDB di suatu negara. Analisis VAR terhadap Investasi menunjukkan PDB menjadi variabel utama dalam peningkatan Investasi. Meningkatnya investasi di suatu negara maka akan meningkakan PDB, jadi pemerintah harus terus meningkatkan investasi agar pertumbuhan ekonomi pun meningkat.

Analisi IRF (Influse Respon Function),  Response Functionof PDB menunjukkan bahwa kenaikan PDB direspon positif dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang oleh PDB itu sendiri, Inflasi, Ekspor, dan Investasi. Serta direspon positif pada jangka pendek dan negatif pada jangka menengah juga panjang yaitu oleh kredit.  Response Function of Inflasi menunjukkan bahwa penurunan Inflasi direspon positif dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang oleh inflasi itu sendiri. Dan di respon negatif pada jangka pendek, menengah dan panjang oleh PDB. Serta direspon positif pada jangka pendek dan direspon negatif pada jangka menengah dan panjang oleh Ekspor, Kredit dan Investasi.  Response Function of Ekspor menunjukkan bahwa penurunan Ekspor direspon positif dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang oleh ekspor itu sendiri, PDB dan Investasi. Lalu di respon positif  pada jangka pendek dan direspon negatif pada jangka mengengah dan panjang oleh Inflasi dan Kredit. Response Function of Kredit menunjukkan bahwa penurunan Kredit direspon positif dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang oleh kredit itu sendiri, PDB dan Investasi. Lalu direspon negatif pada jangka pendek, menengah dan panjang oleh Inflasi. Serta direspon positif pada jangka pendek dan panjang lalu direspon negatif pada jangka menengah oleh Ekspor.  Response Function of Investasi menunjukkan bahwa penurunan Investasi direspon positif dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang oleh Investasi itu sendiri. Dan di respon negatif  pada jangka pendek lalu direspon positif pada jangka menengah dan panjang oleh PDB. Kemudian direspon positif pada jangka pendek dan negatif pada jangka mennegah dan panjang oleh Inflasi. Direspon negatif pada jangka pendek, menengah dan panjang oleh Ekspor. Lalu direspon negatif pada jangka pendek dan panjang serta direspon positif pada jangka menengah oleh Kredit.

Analisi FEVD (Forcast Error Varian Dekomposition), Efektivitas Melalui PDB menunjukkan bahwa untuk jangka pendek pengendalian PDB dilakukan oleh PDB itu sendiri. Dalam jangka menengah dan jangka panjang kebijakan dalam pengendalian PDB dipengaruhi oleh Kredit. Hal ini berarti untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka pemerintah perlu mengendalikan kredit. Efektivitas Melalui Inflasi menunjukkan bahwa untuk jangka pendek dan menengah pengendalian Inflasi dilakukan oleh PDB.  Hal ini berarti pemerintah perlu mengendalikan dan mengontrol inflasi dengan baik dengan begitu maka akan menstabilkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Efektivitas Melalui Ekspor menunjukkan bahwa untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang kebijakan dalam pengendalian Ekspor dipengaruhi oleh PDB. PDB dengan Ekspor sangat memiliki hubungan yang erat, ekspor yang meningkat akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, begitupun sebaliknya, ekspor menurun akan menurukan pertumbuhan ekonomi, ini dikarenakan apabila terjadi peningkatan pada ekspor maka akan meningkatan cadangan devisa negara dan meningkatkan pendapatan nasional. Efektivitas Melalui Kredit menunjukkan bahwa untuk jangka pendek pengendalian Kredit dilakukan oleh PDB. Penyaluran kredit yang meningkat maka akan meningkatkan investasi, meningkatnya investasi pasti akan meningkatkan faktor produksi, seperti halnya tenaga kerja, dengan begitu maka akan mungarangi pengangguran dan akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Efektifitas Melalui Investasi menunjukkan bahwa untuk jangka pendek dan jangka menengah kebijakan dalam pengendalian Investasi dipengaruhi oleh Ekspor. Ekspor sangat berpengaruh terhadap investasi karena ekspor yang tinggi disuatu negara membuat para investor asing akan percaya dalam menanamkan modalnya.

Analisis Transmisi Kebijakan Moneter Melalui Jalur Kredit Dalam Menjaga Stabilitas Inflasi 10 Negara Maju Pesat (Analisis Panel ARDL), Leading indicator efektivitas negara dalam pengendalian stabilitas 10 negara maju pesat, yaitu Indonesia, Afrika Selatan, Vietnam dan Turki pengendalian stabilitas harga dilakukan oleh investasi. Sementara negara India, Brazil, China, Rusia, Mexico dan Argentina belum mampu menstabilkan inflasi. Secara panel ternyata hanya investasi yang mampu menjadi leading indicator untuk pengendalian negara Indonesia, Vietnam, Afrika Selatan dan Turky namun posisinya tidak stabil dalam short run. Dalam jangka panjang ternyata yang mempengaruhi stabilitas harga (inflasi) di 10 negara maju pesat adalah kredit, investasi dan PDB. Sementara dalam jangka pendek hanya kredit yang mempengaruhi inflasi di 10 negara maju pesat.

Penulis merupakan Dosen Prodi EP Unpab

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Sebelumnya

Delapan Butir Maklumat KAMI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Opini