Puluhan pedagang buku bekas yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Buku Lapangan Merdeka (P2BLM), memperingati hari Sumpah Pemuda di sisi timur Lapangan Merdeka Medan, Jalan Stasiun, Senin (28/10/2013) sore.Acara sumpah pemuda ini dirangkai dengan berbagai acara seni dan budaya Tampak hadir pula seniman dan sejarawan dalam acara tersebut.
Ketua Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka (P2BLM), Sainan mengungkapkan, acara ini diadakan selain memperingati Sumpah Pemuda juga guna mempertahankan Lapangan Merdeka sebagai cagar budaya.
"Sumpah Pemuda dan pedagang buku bekas di sini sama-sama mempunyai sejarah yang cukup mendalam. Jadi seharusnya pemerintah Kota Medan memikirkan hal itu. Jangan hanya tahunya membangun tapi tidak mengatahui sejarah dari perjalan sejarah pedagang buku bekas ini," ujarnya.
Dikatakannya, kita juga ingin menunjukan kepada masyarakat, khususnya Pemko Medan bahwa kawasan Lapangan Merdeka tidak hanya digunakan sebagai transaksi jual beli buku, tapi juga dapat diadakan kegiatan positif seperti baca puisi, lomba budaya dan menuangkan aspirasi masyarakat.
"Pemikiran demi pemikiran bermunculan ketika Pemerintah Kota Medan berencana melakukan relokasi untuk pedagang dikawasan ini. Selama ini tidak terpikir oleh Pemko Medan bahwa banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan disini. Bahkan, anak-anak bisa melakukan bedah buku di sini," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang budayawan Afrion membacakan puisinya yang judul ‘Bung, Akulah Medan’.
Dikatakan Afrion, pembacaan puisi tersebut untuk mendesak Pemko Medan segera mentaati peraturan perda yang dibuatnya.
"Pemko tak kunjung memperjelas letak dan posisi kedudukan Perda. Pemko harus tegas dalam hal itu, karena kalau tidak akan kita pidanakan karena melanggar UU," ujarnya. [ded]
KOMENTAR ANDA