post image
KOMENTAR
Gelombang panas yang tengah menyapu India telah merenggut lebih dari 1.000 korban jiwa. Suhu tertinggi yang tercatat hampir menyentuh 50 derajat celsius di sejumlah wilayah.

"Pemerintah negara bagian telah membuat program pendidikan melalui televisi dan media lainnya untuk memberitahu orang-orang untuk tidak keluar rumah tanpa topi, minum, dan pencegahan lainnya," kata komisaris khusus untuk penanggulangan bencana India Tulsi Rani.

"Kami juga telah meminta LSM dan pemerintah setempat untuk membuka kamp air sehingga air bisa tersedia untuk semua orang,"sambungnya seperti dimuat BBC.

Perlu diketahui, gelombang panas merupakan kondisi di mana periode suhu abnormal tinggi dan biasa terjadi antara bulan Maret dan Juni di India. Menurut badan meteorologi setempat, terjadinya gelombang panas tahun ini terjadi karena kurangnya hujan.

Gelombang panas yang hebat bisa menimbulkan sejumlah gejala di tubuh seperti kram, kelelahan, dan stroke panas.

Pada tahun ini, gelombang panas telah melanda sejak pertengahan April lalu, namun sebagian besar korban jiwa baru berjatuhan sejak beberapa pekan terakhir.

Mayoritas korban tewas gelombang panas berasal dari negara bagian Telangana dan Andhra Pradesh di mana suhu udara tertinggi terjadi.

Namun demikian, suhu udara diperkirakan cenderung menurun di beberapa bagian selama beberapa hari mendatang.

Sejumlah rumah sakit telah siaga untuk mengobati pasien yang terkena stroke panas. [hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas