post image
KOMENTAR
Pemilihan kepala daerah secara serentak bakal dilaksanakan 101 daerah pada awal 2017 nanti. Karenanya diharapkan para calon kepala daerah bisa mengisi pesta demokrasi dengan cara-cara yang konstruktif dan mendidik.

"Para calon dalam pilkada harus bisa menawarkan solusi yang inovatif untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi masing-masing daerah. Terutama masalah-masalah yang langsung dihadapi oleh warga," kata Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Dito Ariotedjo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/10).

Itu artinya, bagaimana tahapan solusi tersebut dieksekusi seorang pemimpin harus dijelaskan sehingga pemilih mendapatkan pemahaman akan gagasan dan ide-ide calon kepala daerah.

"Maka itu, AMPI selalu mengajak semua stakeholder terutama pemuda untuk melakukan kampanye sehat, damai, kreatif. Khususnya terhadap seluruh pasangan calon kepala daerah yang didukung Partai Golkar. AMPI selalu mendorong agar kampanye positif selalu dilakukan yakni dengan memberi gagasan dan ide-ide," jelas Dito.

Menurut Dito, walaupun kampanye negatif dengan memberi data dan fakta mengenai hasil kerja calon lain yang kurang baik tidak bisa dihindari. Namun, ini berbeda dengan kampanye hitam yang sangat harus dihindari dengan menyerang menggunakan isu suku, agama, ras, antar golongan (Sara) dan lainnya.

"Sebab itu sebaiknya perbanyak materi kampanye dengan positifisme, ide-ide dan gagasan yang inovatif," paparnya.

Dito menilai, generasi muda memerlukan sebuah pilkada yang bisa memberikan wawasan akan demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Demokrasi dimaksud tentunya dalam koridor hukum dan peraturan yang berlaku.

"Pilkada merupakan satu aspek penting dalam demokrasi dan adalah pintu untuk generasi muda berpartisipasi aktif dalam demokrasi tersebut. Hadirnya calon-calon yang berkualitas serta dapat memberikan inspirasi pada generasi muda merupakan poin penting dalam pilkada kita kali ini," jelasnya.

Iklim demokrasi Indonesia di mana banyak orang masih menilai buruk sebenarnya merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Dalam konteks pilkada yang merupakan kontes memenangkan hati rakyat tentu akan terjadi saling serang di level elit sampai akar.

"Namun Indonesia sudah membuktikan berulang kali, di pilpres, pileg, pilkada sebelumnya. Bahwa stabilitas politik dan keamanan tetap terjaga pasca pemilihan. Jadi alangkah baiknya kita jangan mendiskreditkan sistem demokrasi kita yang sudah cukup baik namun harus diakui perlu perbaikan pada hal tertentu," pungkas Dito. [hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas