post image
KOMENTAR
Untuk memenuhi kebutuhan daging di Sumatera Utara menjelang bulan suci Ramadan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setembpat mendatangkan 13.362 sapi impor dari Australia.

Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut, Kamis (27/6/2013).

Seperti dilansir Antara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut Tetty Erlina Lubis mengatakan, 13.362 ekor sapi impor dari Australia itu didatangkan melalui empat perusahaan yang telah direkomendasikan.

Sapi impor tersebut telah tiba di Sumut pada awal Juni dan telah dikarantina untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dipotong dan didstribusikan ke masyarakat.

Kebijakan impor tersebut dilakukan karena jumlah ketersediaan daging sapi di Sumut belum mencukupi kebutuhan daging yang diperkirakan meningkat menjelang bulan suci Ramadan.

Sebenarnya, kata dia, jumlah ternak di Sumut dari sejumlah peternakan masyarakat cukup banyak yakni mencapai 705.152 ekor yang terdiri 589.981 ekor sapi dan 115.171 ekor kerbau.

Namun sesuai dengan aturan yang berlaku, tidak seluruh hewan ternak itu boleh dipotong kecuali ternak yang telah afkir atau jantan dan betina yang berusia diatas 10 tahun.

Dari data yang didapatkan, jumlah sapi dan kerbau yang layak dipotong tersebut hanya sekitar 15,95 persen atau sebanyak 105.772 ekor.

Dengan asumsi konsumsi masyarakat terhadap daging sebesar 0,36 kg per kapita, maka kebutuhan masyarakat yang berjumlah sekitar 13,6 juta jiwa mencapai 4.896 ton.

Dengan kondisi itu, maka ketersediaan daging menjelang bulan suci Ramadan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Sumut dianggap tidak mencukupi sehingga perlu dilakukan impor.

Meski telah menyediakan ketersediaan daging yang mencukupi, tetapi pihaknya memperkirakan harga di pasaran tetap akan mengalami kenaikan mulai tiga hari menjelang bulan suci Ramadhan. "Perkiraan harganya berkisar Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kg," katanya. [ant/ded]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi