post image
KOMENTAR
MBC. Danau Toba merupakan salah satu tempat  pariwisata andalan Indonesia, khususnya Sumatera Utara.  Dengan luas sekitar 372.681 hektar meliputi 259.721 hektar daratan dan 112.960 hektar perairan, keindahan Danau Toba meliputi tujuh Kabupaten yaitu Tapanuli Utara, Humbang Hasundatan, Toba, Samosir, Simalunggun, Karo, dan Dairi.

Ironisnya, keadaan Danau Toba sekarang sangat mengkuatirkan dan perlu mendapatkan perhatian serius. Kondisi ekosistem Danau Toba yang terus menurun bisa mematikan objek wisata andalan Sumatera Utara ini.

Demikian pandangan salah seorang tokoh muda Sumatera Utara, H. Abdullah Rasyid, di tengah persiapan Festival Danau Toba yang akan dilaksanakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  pada 8-14 September. Acara ini akan dibuka oleh Menteri Kordinator Perekonomian, Hatta Rajasa.

Menurutnya, permasalahan di Danau Toba sangat kompleks. Mulai dari masalah lahan penghijauan di kawasan daerah tangkapan air, limbah domestik, persoalan keramba jaring apung, dan dampak operasional pabrik di sekitar ekosistem Danau Toba.

Penggagas Gerakan Cinta Medan dan Sumatera Utara ini, menambahkan, jumlah wisatawan asing di Danau Toba sebelum tahun 1997 bisa mencapai 200 ribu orang per tahun. Tapi sejak 1997 hingga tahun 2011, mengalami penurunan hingga hanya sebanyak 179 ribu pengunjung per tahun. Ini terjadi karena kondisi Danau Toba yang telah  tercemar dengan tingkat pencemarannya pada posisi cemar sedang, lahan hijaunya terus berkurang, infrasturktur jalan yang tidak layak  dan transportasi yang tidak memadai.

Staf Khusus Menko Perekonomian RI ini mengatakan, harus ada sinsergitas dari berbagai pihak baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di instansi terkait untuk merehabilitas Danau Toba.

"Pemerintah jangan cenderung berorientasi jangka pendek dan pragmatis karena kebijakan yang dikeluarkan pada umumnya hanya memikirkan kepentingan pemilik modal. Sementara perhatian pemerintah terhadap Danau Toba dan masyarakat di sekitarnya sangat minim," tutur Calon Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) di Dapil Sumut 1 ini.

Kebijakan yang tak tepat sasaran itu membuat masyarakat dan ekosistem Danau Toba sangat dirugikan. Kerugian yang diderita masyarakat bukan hanya kerugian material, tetapi juga kerugian sosial. [rmol/hta]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya