post image
KOMENTAR
Mantan Panglima TNI Jenderal Endiarto Sutarto menilai, ketimbang ditenggelamkan, kapal-kapal pencuri ikan yang ditangkapi lebih bermanfaat diserahkan kepada kelompok-kelompok nelayan.

"Karena yang mesti diingat, bukan hanya menenggelamkan kapal. Tapi, bagaimana mengangkat kesejahteraan para nelayan kita," kata Endriartono saat ditemui dalam peluncuran buku berjudul "Gagasan, Tindakan, dan Harapan " karya mantan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Bernard di Jakarta, Minggu malam (14/12).

Endiartono menambahkan, gagasan menyeret dan menenggelamkan kapal pencuri ikan sudah dilakukan sejak lama. Suatu waktu, KSAL Bernard Kent Sondakh melaporkan pada dirinya yang saat itu menjabat Panglima TNI, ada kapal ikan dilengkapi dengan cold storage dan radar canggih terhubung satelit yang melakukan operasi penangkapan ikan tanpa izin di perairan Indonesia.

Ketika kapal itu ditangkap, mereka mengaku memiliki kenalan dengan orang penting yaitu, Presiden Megawati Sokarnoputri. Karena tak percaya begitu saja, ai bersama dengan KSAL Ben Sondakh kemudian menanyakan hal itu pada presiden.

"Jawaban Ibu Mega, dirinya tak ada urusan dan minta proses yang sudah dijalankan untuk penegakkan keamanan di laut diteruskan. Seret dan tangkap saja kapal itu kata Ibu Mega," Endiartono menjelaskan.

Dia juga mengungkapkan penyeretan atau penenggelaman kapal-kapal yang masuk teritorial suatu negara sudah sering dilakukan oleh negara-negara lain. Australia, misalnya, yang juga sering melakukan pembakaran kapal-kapal nelayan Indonesia.

Di bagian lain terkait dengan keamanan di Selat Malaka, Endriatono membenarkan Bernard Kent Sondakh menjadi penggagas Trilateral Coordinated Patrol (patroli terkoordinasi tiga negara) yang  melibatkan Singapura dan Malaysia
Dan diluncurkan Juli 2004.

Dampaknya positif, angka perompakan di Selat Malaka mengalami penurunan cukup signifikan. "Ini menjadi gagasan genuine TNI dslam pengamanan Selat Malaka," kata Endriartono.

Hadir pula dalam acara itu di antaranya Kasum TNI Laksdya TNI Ade Supandi, mantan KSAU Marsekal TNI Cheppy Hakim, mantan Dubes Sabam Siagian serta pengamat politik UI dan pengajar Universitas Pertahanan Kusnanto Anggoro dan Connie Rahakundini Bakrie sebagai pembahas buku.[hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas